Besarnya tenaga endogen yang dikeluarkan dari perut bumi membuat tubuh gunung ini runtuh sebagian, dan menghasilkan Kaldera Segara Anakan, Cekungan Kawah Tapal Kuda, Gunung Barujari, dan Gunung Mas seperti yang kita lihat sekarang. Gambar di atas merupakan gambar rekonstruksi tubuh gunung berapi kembar Rinjani-Samalas yang dilakukan tim peneliti gabungan Indonesia-Perancis, bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sebelum megaerupsi, Gunung Rinjani-Samalas (Rinjani Tua) nampak memiliki dua puncak atau puncak kembar, yakni Puncak Rinjani (3.726 meter dpl) dan Puncak Samalas (4.200 meter dpl).Â
Posisi puncak Samalas kini adalah Kaldera Segara Anakan dengan dua kerucut gunung berapi anaknya (Barujari dan Mas). Sementara itu, Puncak Rinjani atau Gunung Rinjani Muda adalah Gunung Rinjani yang kita kenal sekarang.
Untuk lebih jelasnya, berikut saya sertakan gambar citra satelit panorama dan bagian-bagian kompleks Gunung Rinjani, termasuk daerah hulu Sungai Kokok Putih, sungai yang berhulu di Kaldera Segara Anakan.
Berangkat dari keindahan panoramanya yang menakjubkan, dan jejak sejarahnya yang menggetarkan inilah, Gunung Rinjani akhirnya turut diapresiasi di tingkat dunia. Apresiasi ini didapat, pada sidang Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Paris, pada 12 April 2018 silam.
Oleh UNESCO, Gunung Rinjani resmi ditetapkan sebagai geopark dunia. Status ini sekaligus mempertegas keistimewaan Rinjani. Di Indonesia sendiri, selain Rinjani, hanya ada empat geopark dunia yang juga diakui UNESCO, yakni Kaldera Batur di Bali, Danau Toba di Sumatera Utara, Taman Bumi Ciletuh di Jawa Barat, dan Gunung Sewu di Yogyakarta.
Inilah potensi besar yang bisa dioptimalkan, karena pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mempunyai program promosi pariwisata  bertajuk "Wonderful Indonesia", yang secara spesifik menetapkan lima Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia Aja. Kebetulan, salah satu DSP itu terletak di Pulau Lombok, yakni DSP Mandalika. Jika dua potensi ini dapat bersinergi dan dioptimalkan dengan baik, seharusnya manfaat positif yang dapat dirasakan bukan hanya dirasakan oleh turis yang berkunjung, tapi juga oleh masyarakat sekitar yang ikut diberdayakan olehnya.
Referensi jurnal:
- Lavigne, F., Degeai, J. P., Komorowski, J. C., Guillet, S., Robert, V., Lahitte, P., ... & de Belizal, E. (2013). Source of the great AD 1257 mystery eruption unveiled, Samalas volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia. Proceedings of the National Academy of Sciences, 110(42), 16742-16747.