Ini jelas butuh waktu, karena ada puluhan ribu Kompasianer yang datanya perlu dikroscek, apakah dia main curang atau tidak. Tentunya dengan perhitungan dan koreksi terukur, berdasarkan data yang ada.
Bagi yang masih "lempeng", selamat, masalah yang selama ini menghasilkan drama sudah mulai tertangani.
Bagi yang ternyata "main curang", terima kasih jika Anda mau mengakui semua dengan sejujurnya, tapi jangan pernah memposisikan diri sebagai "korban", karena ada begitu banyak orang yang sudah kena imbas dari kecurangan Anda.
Satu lagi, kesadaran positif untuk "tidak main curang" soal jumlah klik, yang selama ini sudah ada, jadi rusak dan harus diperbaiki, karena ada yang berbuat curang.
Jika Anda merasa dirugikan karena "ketahuan", maka terimalah itu sebagai sebuah pelajaran yang tidak untuk diulang di manapun. Membela diri, apalagi memposisikan diri sebagai korban, hanya akan membuat semuanya lebih buruk.
Anda bisa saja membuat blog sendiri atau pindah ke tempat lain, tapi jika cara curangnya masih digunakan, sekecil apapun itu, masalahnya akan sama saja.
Momen "K-Rewards serasa K-Drama" ini sekali lagi menjadi contoh seberapa berbahayanya jika uang jadi titik fokus tunggal, karena ia menghasilkan ego yang tidak "memanusiakan manusia".
Di sisi lain, uang juga bisa menjadi satu tolok ukur yang bagus. Ia mewakili cerminan sifat asli manusia, yang berhadapan dengannya.
Makanya, orang mengatakan, "kalau kita ingin mengetahui sifat asli seseorang, beri dia uang."
Ternyata, itu benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H