Pada Sabtu (23/10) saya kembali berkesempatan mengikuti webinar Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA). Kali ini, diskusi menggandeng Ghofar Ismail, Minister Counsellor KBRI Canberra, yang sudah menjabat sejak tahun 2019.
Meski tak sebesar Sydney atau Melbourne, yang di masa lalu, pernah bersaing sebagai ibukota, Canberra merupakan ibukota negara Australia, yang berada di wilayah Australia Capital Territory Canberra (ACT), seperti DKI Jakarta di Indonesia.
Kota ini didirikan pada tahun 1901, dan baru selesai dibangun pada tahun 1927. Destinasi wisata terkenal di Canberra antara lain "Museum Demokrasi Australia", yang dulunya merupakan gedung parlemen lama (1927-1980)
Dari Pak Ghofar, kami mendapat cerita, seputar bagaimana situasi Negeri Kanguru di masa pandemi. Secara umum, Australia melakukan lockdown sejak bulan Maret 2020, terutama di kota-kota besar.
Di antara kota-kota besar tersebut, Melbourne jadi kota yang masih lockdown hingga akhir Oktober 2021. Setelah lockdown, pelonggaran setahap demi setahap mulai dilakukan, tepatnya per tanggal 29 Oktober .
Pada periode lockdown, hanya pemenang paspor diplomatik yang boleh ke Australia. Sampai di Australia, harus karantina selama 2 minggu, biaya dibayar sendiri dengan hitungan spesifik. Tidak berlaku untuk kunjungan atau pendatang dari New Zealand, yang angka kasusnya nihil atau minim.
Australia menerapkan kebijakan "hidup berdampingan dengan COVID-19", dengan menggalakkan program vaksinasi massal. Tidak ada pilihan lain karena tidak bisa ditolak atau disembunyikan.
Â
Seturut dengan itu, pemerintah Australia menerapkan kebijakan, semua orang yang tinggal di Australia mendapat vaksin, meski WNA. Di sini, pemerintah Australia menawarkan bantuan vaksin atau yang lainnya, dengan menggandeng komunitas WNA, atau kedutaan besar asing di sana, termasuk KBRI
Urutan vaksinasinya dimulai secara berurutan, dari tenaga medis, lansia, sampai kelompok usia muda. Jenis vaksin yang digunakan adalah pfizer (mayoritas), Astra zeneca (untuk usia muda) dan moderna.
Secara khusus, di Canberra tingkat vaksinasi sudah 86 persen, atau tertinggi di Australia. Masa pelonggaran atau relaksasi akan berjalan efektif, jika angka vaksinasi nasional sudah mencapai 80 persen.
Selama pandemi, KBRI di Canberra rutin memberikan bantuan sembako atau yang lainnya kepada WNI di Australia yang terdampak, karena imbas pandemi dan lockdown.