Tapi, pengalaman ini membawanya berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat yang berada di daerah terpencil, bersama relawan lokal. Dari sini terjalin kedekatan sebagai teman dengan orang Nepal.
Dari pengalaman ini, hadirlah buku berjudul "Himalaya 7.9 Magnitudo", yang bisa dipesan secara online di market place. Negara Nepal juga menjadi inspirasi nama warung kopinya, yang berjenama "Nepa", yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Perjalanan ke Nepal sungguh berkesan bagi Pak Hadi, karena keramahan orang Nepal mengingatkannya pada sikap terbuka orang Indonesia di tahun 1970-1980-an. Dari perjumpaannya dengan pendaki luar negeri, ia juga banyak belajar soal respect to others dan ketertiban.
Pengalaman Pak Hadi di Nepal juga memberi pelajaran berharga, khususnya bagi para pendaki yang memulai di usia senior, yakni faktor penentu untuk naik gunung bukan usia, tapi stamina dan persiapan.
Di sisi lain, pengalaman menjadi relawan di Nepal ikut memberi pelajaran berharga, yakni hobi mendaki gunung, dalam posisinya sebagai satu sarana mensyukuri berkat Sang Pencipta, pelan tapi pasti akan membimbing penghobinya, untuk dapat lebih peka, khususnya kepada sesama yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H