Selebihnya, pertandingan yang menandai penampilan ke 400 Jordan Henderson ini benar-benar menjadi milik Liverpool. Klopp bahkan dapat  dengan leluasa memaksimalkan kuota lima pergantian pemain, di sepanjang babak kedua.
Strategi rotasi pemain ini sendiri diterapkan, karena pada akhir pekan ini Liverpool akan menghadapi tantangan Manchester City di Anfield, dalam lanjutan kompetisi Liga Inggris.
Meski kebobolan satu gol, kemenangan di Portugal ini menjadi satu peningkatan performa, setelah di pertandingan sebelumnya bermain imbang 3-3 melawan Brentford. Hasilnya ini menjadi kemenangan keenam dari sembilan pertemuan melawan FC Porto, tiga pertandingan lainnya berakhir imbang.
Secara tim, The Kop mampu mengontrol situasi, dan tahu harus bagaimana saat memegang kendali permainan. Kematangan mental Virgil Van Dijk dkk juga terlihat, lewat permainan lugas di lapangan. Mereka tak termakan oleh trik-trik pemain lawan, saat terjadi kontak fisik.
Meski disebut sedang berada di grup neraka, dua kemenangan dari dua laga membuat The Anfield Gank sedikit berada di atas angin. Di match day pembuka, kemenangan juga sukses diraih atas AC Milan dengan skor 3-2.
Jika level performa ini mampu dijaga, bahkan ditingkatkan, Liverpool bisa menjadi penentu nasib tim lain di grup. Tapi, mereka harus tetap waspada, karena di dua match day berikutnya, Atletico Madrid sudah menunggu.
Tim asuhan Diego Simeone ini adalah lawan alot, yang mendepak Si Merah di perdelapan final Liga Champions dua musim lalu. Inilah ujian sulit, yang bisa menjadi gambaran, apakah tim Merseyside Merah mampu berbicara banyak di Eropa musim ini atau tidak.
Mampukah Liverpool lulus ujian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H