"Danau di atas danau, yang terletak di atas pulau di tengah pulau."
Deskripsi di atas mungkin terdengar membingungkan, tapi begitulah gambaran posisi obyek wisata alam unik di Danau Toba, tepatnya di Pulau Samosir, sebuah pulau yang terletak di tengah pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Unik bukan?
Pada tulisan saya sebelumnya tentang Danau Toba, yang berjudul "Danau Toba, Sebuah Paket Lengkap", saya sempat sedikit membahas soal Danau Sidihoni, yang punya panorama alam indah, dan merupakan danau di atas Danau Toba.
Secara administratif, Danau Sidihoni terletak di Kecamatan Pangururan. Kecamatan yang terletak di sisi barat Pulau Samosir ini merupakan ibukota Kabupaten Samosir.
Danau Sidihoni biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar karena airnya yang jernih. Pada momen tertentu, air Danau Sidihoni kadang bisa berubah warna.
Oleh warga setempat, momen perubahan warna ini sering dikaitkan dengan peristiwa penting, baik di tingkat lokal maupun nasional. Keistimewaan ini membuat Danau Sidihoni dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
Sayangnya, meski punya pesona alam menarik, Danau Sidihoni relatif jarang dikunjungi turis. Penyebabnya. akses sarana transportasi dan infrastruktur di sini masih relatif terbatas, belum optimal.
Inilah satu "PR" yang masih perlu dibereskan pemerintah dan pihak terkait, jika ingin mengoptimalkan potensi wisata alam di Danau Sidihoni.
Ternyata, Pulau Samosir bukan hanya punya satu "danau di atas danau". Selain Danau Sidihoni, ada Danau Aek Natonang, yang juga terletak di Pulau Samosir, tepatnya di Desa Tanjungan, Kecamatan Simanindo (kecamatan ini berpusat di Ambarita), sisi timur Pulau Samosir.
Secara harafiah, nama danau ini dalam bahasa Batak berarti  "air yang tenang". Danau yang terletak di daerah berketinggian sekitar 1.300 mdpl ini berpanorama indah, dan kadang menjadi tempat mandi kerbau gembala milik warga setempat.