Rotasi yang berbuah manis. Inilah satu kesimpulan sederhana, dari kemenangan Liverpool atas Crystal Palace, Sabtu (18/9). Dalam partai lanjutan Liga Inggris musim 2021/2022 itu, Si Merah menang 3-0.
Bermain di Stadion Anfield, tim asuhan Juergen Klopp melakukan sejumlah perubahan di komposisi starter di lini belakang, depan, dan tengah. Maklum, jadwal bertanding tim cukup padat.
Di lini belakang, Kostas Tsimikas dan James Milner turun sebagai duet bek sayap, mengapit Virgil Van Dijk dan Ibrahima Konate, duet palang pintu berpostur raksasa yang untuk pertama kalinya dipasang Klopp.
Konate merupakan satu-satunya pemain yang didatangkan ke Anfield di bursa transfer musim panas lalu. Sebelumnya, bek asal Prancis berusia 22 tahun ini memperkuat RB Leipzig, klub Bundesliga Jerman.
Di tengah, Thiago Alcantara tampil sebagai starter, mendampingi Jordan Henderson dan Fabinho. Di depan, Diogo Jota kembali tampil mendampingi  Mohamed Salah dan Sadio Mane.
Perubahan komposisi starter yang cukup banyak ini, awalnya terlihat mengkhawatirkan. Konate yang tampak grogi beberapa kali hampir saja kecolongan oleh lini depan Palace yang diperkuat Christian Benteke.
Beruntung, Alisson dan Van Dijk tetap tampil bagus, sehingga tak kebobolan. Setelahnya, The Kop baru bisa nyaman mengontrol permainan, dan berusaha mencetak gol sesegera mungkin.
Tapi, penampilan disiplin anak asuh Patrick Vieira membuat skema serangan balik cepat dan tembakan langsung sangat sulit menembus gawang Vicente Guaita. Praktis, Liverpool lebih banyak mengandalkan kombinasi umpan silang, entah dari serangan di sisi sayap atau sepak pojok.
Rupanya, strategi alternatif ini, tepatnya sepak pojok, sukses jadi kunci memecah kebuntuan. Di akhir babak pertama, sepak pojok Kostas Tsimikas yang disundul Mohamed Salah memang bisa diamankan Guaita, tapi bola muntah langsung disambar Sadio Mane yang berdiri bebas.
Gol ke 100 pemain Senegal bersama Liverpool itu bertahan sampai babak pertama berakhir. The Reds unggul 1-0.