Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malam Epik di Anfield

16 September 2021   05:14 Diperbarui: 16 September 2021   05:17 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi gol Jordan Henderson ke gawang AC Milan (Detik.com)

Kembali memegang kendali permainan, The Anfield Gank mampu menyamakan kedudukan, hanya tiga menit setelah jeda. Kali ini, Mohamed Salah mampu mencetak gol, setelah memanfaatkan assist Divock Origi, pemain yang secara mengejutkan tampil sebagai starter.

Gol ini membuat pertandingan kembali hidup. Liverpool berusaha mencari gol ketiga, sementara Milan ingin mengulang momen brilian di akhir babak pertama.

Awalnya, skenario ini terancam berantakan, setelah Origi harus ditarik pada menit ke 63 akibat cedera otot. Tapi gol ketiga akhirnya benar-benar hadir di menit ke 69, berkat tendangan setengah voli Jordan Henderson dari luar kotak penalti.

Di sisa waktu pertandingan, Liverpool sebenarnya mampu membuat sibuk pertahanan Milan, yang digalang Simon Kjaer. Milan pun mampu membuat pertahanan Liverpool ketar-ketir, meski hanya sesekali menyerang.

Tapi, kedudukan tetap tak berubah. Liverpool menang 3-2, dalam laga yang berlangsung dramatis, layaknya film action. Ada ketegangan dan "plot twist" yang sungguh menarik.

Secara skor, Liverpool menang unggul, tapi efektivitas Milan juga menunjukkan, raksasa Italia itu tak boleh dianggap remeh.

Persaingan menuju fase gugur masih sangat terbuka, karena di pertandingan lainnya di Grup B, FC Porto dan Atletico Madrid bermain imbang tanpa gol. Keduanya merupakan lawan yang alot dan berpengalaman. Tak heran, banyak orang menyebut Grup B sebagai grup maut.

Pertandingan "reuni final Liga Champions 2005 dan 2007" ini mungkin akan jadi satu "best match" di Liga Champions, karena kedua tim sama-sama mampu membalikkan keadaan dan bermain bagus. Sebuah cerita manis di Stadion Anfield, dalam laga perdana dengan suporter penuh sejak pandemi merebak.

Kualitas seperti inilah, yang sudah seharusnya ditampilkan di ajang sekelas Liga Champions, yang notabene kompetisi antarklub Eropa kasta tertinggi. Inilah yang pada akhirnya membuat sepak bola menjadi pemenang sejati, karena pertandingan yang dimainkan benar-benar berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun