Video di atas adalah meme mengenai PPKM Level 4 yang masih saja diperpanjang. Sekilas, ini bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak di awal, tapi, semakin tertawa, rasanya malah akan semakin ngilu.
Benar, ngilu, seperti mengingat kisahmu dengan si dia. Indah di awal.
Rasanya manis-manis gurih seperti segelas es kopi susu gula aren. Saking indahnya, badan ini serasa punya sayap, seperti Lionel Messi kalau sudah menggocek si kulit bundar.
Sayangnya, saat kopi dalam gelas itu semakin habis, rasanya malah makin aneh, karena kopi dan gula arennya ternyata tidak asli.
Kalau kata Slank, terlalu manis untuk dilupakan. Apalagi kalau bikin sakit gigi. Rugi bandar.
Jujur saja, PPKM (dan aneka kebijakan pendahulunya) Â berikut printilannya, sudah menguras banyak hal. Isi dompet, isi tabungan, kesehatan mental, dan entah apa lagi.
Banyak yang sudah kelelahan, bahkan memilih bersikap bodo amat menghadapi keruwetan ini. Sudah setahun lebih, tapi masalahnya masih begitu-begitu saja. Serasa naik komedi putar, tapi argonya jalan terus seperti taksi.
Kalaupun ada yang gratis, hanya vaksin yang benar-benar gratis. Tapi, berhubung jumlahnya masih relatif terbatas, butuh perjuangan ekstra untuk bisa mendapatkan.
Berburu vaksin belakangan ini rasanya persis seperti berburu tiket kereta api di musim libur panjang, sebelum corona menyerang, atau promo flash sale di toko online.
Tak adanya sistem satu pintu yang benar-benar terpadu, membuat perebutan tak terhindarkan. Jangankan stand by di tengah malam, pergi berangkat kemanapun juga akan dilakukan.