Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gerd Muller dan Warisannya

16 Agustus 2021   01:08 Diperbarui: 16 Agustus 2021   01:26 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerd Muller mengangkat trofi Piala Dunia 1974 (DW.com)

Dunia sepak bola berduka, menyusul kematian Gerhard "Gerd" Muller pada Minggu (15/8). Penyerang legendaris Timnas Jerman ini meninggal dalam usia 75 tahun, karena penyakit alzheimer yang dideritanya sejak tahun 2015.

Sebagai pemain, ia dikenal sebagai peletak dasar kesuksesan Bayern Munich di Jerman dan Eropa. Bersama Franz Beckenbauer dan Sepp Maier, Die Bayern dibawanya promosi ke kasta tertinggi Bundesliga pada tahun 1965.

Momen ini terjadi di musim pertama sang bomber, tak lama setelah diboyong dari TSV 1861 Nordlingen di tahun 1964, berkat torehan 51 gol dari 31 pertandingan. Meski hanya semusim di tim senior Nordlingen, dari akademi klub inilah kiprah cemerlangnya dimulai. Atas dasar itulah, sebagai bentuk apresiasi, namanya diabadikan sebagai nama stadion klub sejak tahun 2008.

Setelahnya, The Bavarians muncul sebagai tim yang rajin meraih trofi. Di tingkat domestik, masing-masing 4 trofi Bundesliga dan DFB Pokal sukses diraih, bersama hat-trick trofi Liga Champions antara tahun 1974-1976, plus satu trofi Piala Winners (setara Liga Europa) dan satu trofi Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antarklub).

Muller hengkang pada tahun 1979, sebelum menutup karier bermain di Fort Lauderdale Strikers (Amerika Serikat) dengan meninggalkan catatan performa mentereng: mencetak 566 gol dalam 607 pertandingan kompetitif, dengan 365 gol diantaranya dicetak di Bundesliga. Catatan gol ini masih menjadi yang terbanyak di Bundesliga hingga kini.

Performa luar biasa ini, sukses membuatnya meraih penghargaan individu, yakni top skorer Bundesliga (7 kali), sepasang Sepatu Emas Eropa (tahun 1970 dan 1972) dan satu Ballon D'Or di tahun 1970.

Tak hanya di klub, bersama Beckenbauer dan Maier, Muller juga turut menjadi kunci kedigdayaan Timnas Jerman (Barat) khususnya di paruh pertama dekade 1970-an. Di bawah asuhan pelatih Helmut Schon, ketajaman Muller di lini depan berpadu sempurna dengan ketangguhan Der Kaizer dan Maier di area pertahanan.

Hasilnya, Tim Panser mampu meraih medali perunggu di Piala Dunia 1970, dengan puncaknya sukses mengawinkan gelar Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Di tiga turnamen ini, sosok yang identik dengan nomor punggung 9 dan 13 (di tim nasional) menjadi ujung tombak andalan tim.

Hebatnya, di dua turnamen yang disebut pertama, Der Bomber mampu menjadi top skorer turnamen, dengan masing-masing mencetak sepuluh dan empat gol. Di Piala Dunia 1974, meski hanya mampu mencetak empat gol, dirinya tetap muncul sebagai pahlawan, berkat gol penentu kemenangan ke gawang Belanda di final. Gol ini menjadi penutup manis kiprahnya di timnas senior, karena setelah turnamen ini selesai, ia memilih pensiun dari timnas.

Secara total, sosok kelahiran 3 November 1945 ini mengemas 68 gol dalam 62 penampilan untuk tim nasional dalam periode tahun 1966-1974. Sebuah catatan yang langka, karena jumlah gol yang dicetaknya lebih banyak dari jumlah penampilannya. Catatan gol ini sempat menjadikannya top skorer sepanjang masa Timnas Jerman, sebelum dipecahkan Miroslav Klose (71 gol) empat dekade berselang.

Selain karena prestasinya yang luar biasa, sosok yang sepanjang karier melatihnya hanya menangani Tim B Bayern Munich (1991-2015) ini dikenal sebagai satu referensi tipe penyerang dalam sepak bola.

Julukannya, yakni Der Bomber, telah lama diabadikan di dunia sepak bola, sebagai sinonim dari tipikal penyerang haus gol yang oportunis atau punya kecepatan di atas rata-rata. Julukan ini hadir, karena kemampuan mencetak gol dan kecepatannya yang istimewa.

Prestasi dan rekor cemerlang Gerd Muller memang sudah ada yang dilampaui, seperti rekor jumlah golnya di Timnas Jerman. Tapi, dalam kepergiannya, ia telah mewariskan sederet prestasi cemerlang yang menjadi fondasi kuat bagi generasi selanjutnya.

Bukan hanya itu, julukannya juga turut menjadi warisan, bagi pemain di posisi penyerang, khususnya "pemain nomor 9" secara umum, mengacu pada posisi dan nomor punggungnya semasa membela Bayern Munich. Sebuah warisan unik dari Gerd Muller untuk sepak bola.

RIP Gerd Muller

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun