Rumit. Begitulah gambaran umum dari aksi PSG di Piala Super Prancis, setelah kalah 0-1 dari Lille OSC, Senin (2/8, dinihari WIB).
Dalam partai bertajuk final Trophees des Champions yang dimainkan di Bloomfield Stadium, Tel-Aviv, Israel, Les Parisiens dipaksa takluk 0-1 oleh sang juara bertahan Ligue 1, berkat gol tunggal Xeka di menit akhir babak pertama.
Sebenarnya, tim asuhan Mauricio Pochettino sudah berusaha keras menggempur pertahanan Les Douges. Kendali permainan mereka pegang, terutama di babak kedua.
Daya dobrak tim pun ditambah, dengan memasukkan Gini Wijnaldum, tapi penampilan disiplin Burak Yilmaz dkk membuat semua upaya itu nihil.
Alhasil, klub masa muda Eden Hazard mampu meraih gelar juara. Mereka jadi tim pertama, yang mampu memutus catatan juara beruntun PSG di Piala Super Prancis, yang terbentang antara tahun 2013-2020.
Ini jadi de ja vu buat Lille, karena mereka melakukan hal yang sama di ajang Ligue 1 musim lalu.
Hasil ini tentunya cukup untuk menggambarkan seberapa rumit situasi tim kota mode. Mereka memang sudah mendatangkan pemain bintang macam Achraf Hakimi, Gini Wijnaldum, Gianluigi Donnarumma dan Sergio Ramos.
Tentunya, ini menggambarkan seberapa besar ambisi klub di musim baru. Masalahnya, kuartet pemain baru ini ternyata masih butuh waktu lebih untuk bisa klik di tim.
Hakimi dan Wijnaldum memang sudah mulai bermain, tapi tidak dengan Gigio Donnarumma (masih berlibur setelah membawa Timnas Italia juara Euro) dan Ramos (pemulihan pascacedera).
Ditambah lagi, beberapa pemain kunci di klub masih diberi kesempatan untuk berlibur setelah melakoni tugas negara, baik di ajang Euro atau Copa America. Misalnya, Marquinhos dan Neymar (Brasil), Leandro Paredes dan Angel Di Maria (Argentina), Marco Verratti (Italia), Pablo Sarabia (Spanyol) dan Kylian Mbappe (Prancis).