Faktor catatan gol ini menjadi krusial, karena di fase gugur, ada Peru, Kolombia, Ekuador, dan tuan rumah Brasil yang berpotensi jadi lawan. Mereka umumnya punya gaya main agresif dan kerap menjadi lawan sulit buat Timnas Argentina.
Inilah yang perlu diwaspadai, jika  ingin melangkah sejauh mungkin di Copa America. Dalam bertahan, mereka sudah cukup disiplin, tinggal bagaimana mereka mampu meningkatkan kreativitas di lini serang.
Meski masih punya catatan minimalis dalam mencetak gol, ada satu kemajuan yang mulai terlihat dari pola permainan Albiceleste, khususnya saat melawan Paraguay. Mereka tak lagi terlalu "Messi-sentris".
Memang, sang kapten tim masih menjadi motor serangan tim. Tapi, ia tak lagi terlihat seperti bekerja sendirian. Ada Angel Di Maria dan Alejandro Gomez yang ikut membantu Si Kutu saat tim naik menyerang.
Saat melawan Paraguay, keduanya bahkan berkontribusi membuat gol kemenangan tim. Di Maria menciptakan umpan terobosan cerdas, yang sukses dikonversi Gomez menjadi gol.
Tentunya, ini adalah satu kabar baik, karena lini serang Argentina bukan hanya mengandalkan Messi seorang. Jika sang kapten punya dukungan seperti ini, bahkan lebih baik lagi, rasanya Tim Tango bisa berbicara banyak di turnamen kali ini.
Mampukah Argentina mewujudkan mimpi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H