Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Pandemi Kembali Mengganas

21 Juni 2021   21:35 Diperbarui: 21 Juni 2021   22:21 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pandemi (Kompas.com)

Begitu juga dengan acara-acara  seperti pernikahan atau syukuran. Semua berlangsung begitu saja. Banyak orang berjubel tanpa masker dan jaga jarak.
Tak ada larangan yang benar-benar tegas, sepanjang "sesuai protokol kesehatan".

Semua itu menjadi cermin paling gamblang, dari ketertiban yang tidak membudaya, dan lemahnya antisipasi sejak awal. Andai semua tertib dan mampu diantisipasi dengan baik, situasi tak akan berlarut-larut.
 
Pada masa awal pandemi di Indonesia, penertiban dan pengetatan baru benar-benar dilakukan, setelah ada kasus penderita virus Corona yang terkonfirmasi di Indonesia.

Padahal, seharusnya ini dilakukan sejak sebelum ada kasus lokal, sebagai bentuk pencegahan. Alhasil, saat kasus virus Corona mulai ada, banyak sektor lumpuh total, kepanikan dimana-mana, seiring kasus positif yang jumlah totalnya terus bertambah.

Saat situasi mulai sedikit membaik, semua mulai berjalan lagi, dengan sejumlah penyesuaian. Masalahnya, ini justru membuat banyak orang lengah, dan membuat situasi justru kembali memburuk.

Akibatnya, kita terjebak dalam situasi berlarut-larut, dengan masalah relatif sama, begitu-begitu saja. Semua terlihat seperti jalan di tempat, sebelum akhirnya mulai melangkah mundur belakangan ini.

Semua ini kadang membuat miris, karena yang sejak awal sudah berusaha menahan diri, serasa jadi pesakitan. Tetap diam disalahkan, bicara apalagi.

Kalau sudah begini, rasanya sangat menyakitkan. Semua sama-sama mati langkah, dan masih dicekam kekhawatiran akan pandemi.

Pandemi yang entah kapan ujungnya ini, beserta segala imbasnya, memang mendatangkan banyak cerita, termasuk soal naik-turun angka kasus yang hadir. Ada juga beragam luka dan trauma yang hadir karenanya.

Berangkat dari situ, "pulih" dan melupakan semua hal buruk tentang pandemi memang jadi harapan. Tapi, itu semua tetap butuh waktu, dan durasinya tergantung pada masing-masing individu.

Untuk saat ini, kita hanya perlu tetap waras, supaya pada saatnya nanti, kita bisa pulih dengan baik, karena punya waktu untuk memulihkan diri, sesuai dengan yang kita butuhkan. Keadaan memang sedang kacau, tapi bukan berarti kita boleh ikut kacau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun