Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kabar

19 Juni 2021   22:58 Diperbarui: 19 Juni 2021   23:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ternyata masih sama."

Itulah jawaban yang kukatakan, saat kudengar keluhan dari penggantiku di kantor, tempat aku magang di awal tahun.

"Mereka meminta semua dikerjakan secepatnya, dan bisa membuahkan hasil secara instan, tapi tak ada dukungan memadai.", Keluhnya.

Benar, inilah situasi yang dulu juga pernah kualami. Semua yang sudah kukerjakan dianggap sepele. Dukungan alakadarnya, koordinasi kacau, tapi ada tuntutan untuk jadi seperti Bandung Bondowoso saat membangun Candi Prambanan.

Pada akhirnya aku dipaksa mengerjakan banyak hal sekaligus sendirian. Mencari tahu sendiri, membuat sendiri, membenahi sendiri, sejauh yang kubisa.

Memang, aku sudah berusaha membuat titik minus itu kembali ke titik nol, tapi tak kusangka, selepas aku pergi, titik nol itu malah dikembalikan ke titik minus.

Apalah artinya aku yang dulu hanya seorang diri, di tengah lingkungan penuh trik silat? Ini sangat melelahkan secara mental.

Konon katanya, ibukota laksana rimba belantara, tapi aku merasakan, di tempat yang konon katanya lebih berbudaya, ternyata jauh lebih bar-bar, meski dari luar terlihat lebih halus. Persis seperti ular berbisa yang hanya perlu memagut sekali. Simpel, tanpa menggunakan banyak tenaga, tapi mematikan.

Entah berapa kali aku mendapati, apa yang sudah coba kubuat, langsung dilenyapkan, hanya karena dianggap jelek, dan entah apa lagi. Mereka menerimaku, tapi bersikap seperti itu. Sesuatu yang membuatku akhirnya memilih pergi dari sana.

Memang, aku sempat ditawari untuk lanjut, dengan upah yang lebih rendah karena imbas pagebluk. Dengan beban mental dan situasi seperti itu, aku memilih menolaknya. Kebetulan, mereka juga sedang ingin berhemat.

Berangkat dari apa yang kulihat di sana, dan apa yang sebenarnya mereka butuhkan, tepat sebelum pergi, aku memperkenalkan mitra yang memang berpengalaman di bidangnya, dan punya tim yang lengkap. Jadi, mereka bisa berhemat tapi tetap leluasa bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun