Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku dan Rumah Biru

9 Juni 2021   16:56 Diperbarui: 11 Juni 2021   16:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Diary,

Hari ini aku ingin bercerita kepadamu, soal "rumah biru" tempatku menitipkan tulisan. Sebelumnya, aku sudah banyak mendengar cerita soal mereka yang datang dan pergi.

Ada yang datang tanpa rencana sepertiku, ada juga yang datang dengan setumpuk rencana. Ada yang datang dengan sejuta harapan, tapi ada juga yang tidak.

Aku sendiri menjalani semuanya di sini, jauh sebelum berangkat merantau, sampai akhirnya harus kembali gegara pagebluk, dan entah sampai kapan.

Aku ingat, semua dimulai dari rasa sukarela. Tak berpikir soal uang, hanya ingin memuaskan kebutuhan untuk "didengar" tanpa harus berdebat kusir.

Bagiku, ini berkat yang menyelamatkan. Untuk pertama kalinya, sejak Opa berpulang, aku bisa menyuarakan isi hati dan pikiran sampai tuntas.

Kelihatannya sepele, tapi ini sangat berharga buatku. Di lingkungan yang hampir selalu menuntutku untuk jadi pendengar, aku punya satu kesempatan untuk mengosongkan, atau setidaknya mengurangi isi gelas yang nyaris luber.

Memang, rasanya masih belum sebanding dengan saat mengobrol bersama Opa dulu: bisa saling mendengar dan didengar secara langsung. Tapi, aku bersyukur karena bisa berada di rumah ini.

Karenanya, aku tak pernah berekspektasi lebih soal uang dan ketenaran di sini. Kadang, aku ikut lomba atau sejenisnya, tapi hanya untuk meramaikan. Dapat ya syukur, tak dapat ya sudah. Namanya juga iseng.

Tapi, aku tetap harus berterima kasih, karena di rumah inilah kutemukan jalan untuk melangkah. Ada sedikit rupiah yang masuk, tapi terus dikumpulkan, sehingga bisa jadi modal merantau.

Dari sini juga, aku bisa bertemu dengan banyak orang dan hal-hal baru, seperti komunitas yang melintas batas, bahkan ikut berpartisipasi di beberapa acara kopi darat.

Untuk pertama kalinya, aku dikenali dari apa yang kutulis, dan diakui karenanya. Ini kejutan bagiku, karena aku bukan tipe orang yang menyebarluaskan tulisan sendiri.

Ini bernilai lebih besar dari hadiah apapun, karena aku diterima dengan baik sejak awal, dan tanpa terasa berkembang. Meski hanya gemar ikut lomba karena iseng, aku tetap merasa senang. Inilah rumah tempat aku bebas jadi diri sendiri.

Memang, seperti layaknya sebuah rumah, kadang masalah itu ada. Entah mati listrik, kebocoran atap, semuanya wajar, karena inilah rumah.

Entah sudah berapa banyak cerita tentangmu yang kudengar, walau kebanyakan sebatas selentingan. Kalaupun benar, pasti akan ada banyak sudut pandang cerita, dengan kebenaran sendiri-sendiri.

Tapi, aku memilih untuk tidak terhanyut olehnya, karena itu bisa membuat keadaan jadi menyakitkan. Aku hanya memilih ikut arus, supaya tetap dalam batas aman. Persis seperti wejangan Opa dulu.

Bagiku, ini kunci untuk tetap nyaman. Kalau sudah nyaman, sudah pasti akan semangat. Lebih jauh lagi, kunci ini menjadi satu penunjuk bagaimana "memulai" saat sudah benar-benar siap, dan "berhenti" sebelum kelelahan.

Jika tak ada rasa nyaman ini, lebih baik tak usah memulai, atau berhenti sama sekali, karena hanya akan sia-sia.

Pada akhirnya, rumah ini pasti akan punya perubahan di sana-sini seiring waktu, tapi izinkan aku tetap jadi diriku seutuhnya, karena ini sangat membebaskanku, dari semua keterbatasan yang kupunya.

Dear Diary,

Terima kasih sudah mengizinkanku meracau di sini, membebaskan semua yang mengganjal di pikiran. Semoga, aku boleh bercerita lagi kepadamu di lain kesempatan. Basta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun