Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid, Kembali ke Mantan

2 Juni 2021   03:26 Diperbarui: 2 Juni 2021   03:27 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke Mantan. Itulah keputusan yang akhirnya diambil Real Madrid, terkait sosok pengganti Zinedine Zidane di kursi pelatih.

Setelah sebelumnya sempat dikaitkan dengan nama-nama seperti Mauricio Pochettino, Massimiliano Allegri, dan Antonio Conte, Si Putih akhirnya resmi dilatih kembali oleh Carlo Ancelotti per Selasa (1/6). Pelatih asal Italia itu digaet dari Everton, dan diikat kontrak selama tiga tahun.

Sebelumnya, pelatih sarat pengalaman ini pernah menjadi pelatih El Real, saat mereka meraih La Decima di Liga Champions musim 2013/2014, sebelum dipecat musim berikutnya, akibat penurunan performa.

Sekilas, penunjukan kembali Don Carlo adalah sebuah kejutan, karena media sama sekali tak mengendusnya di awal. Tapi, ini adalah bagian dari strategi "main aman" yang dijalankan Real.

Kebetulan, kandidat lain berada di luar jangkauan. Antonio Conte dinilai kurang pas, Allegri balikan dengan Juventus, dan Pochettino batal didekati, karena Real sedang mengincar Kylian Mbappe, sang bintang PSG.

Disebut demikian, karena mereka memilih pelatih yang sudah teruji, dan pernah sukses di klub. Dengan harapan, ada prestasi lain yang bisa dicapai.

Ini persis seperti saat mereka menunjuk kembali Zidane, yang pekan lalu memutuskan mundur (lagi) dari kursi pelatih Los Merengues.

Bedanya, Carletto sempat melatih beberapa klub setelah pergi dari ibukota Spanyol, sebelum akhirnya kembali ke Bernabeu.

Soal pengalaman dan kapabilitas, tak ada yang perlu diragukan lagi. Sang Italiano sudah meraih berbagai trofi di kompetisi level top Eropa, termasuk tiga gelar Liga Champions.

Portofolio dan pengalamannya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan kehebatannya. Ini sekaligus menjelaskan, seberapa besar ambisi Florentino Perez dalam memperbaiki catatan nol gelar di musim lalu.

Hanya saja, periode kedua Si Alis Miring di Santiago Bernabeu menyisakan sebuah PR besar, yakni membenahi performa tim yang mulai menurun, dengan modal relatif seadanya. Maklum, kondisi keuangan klub sedang kurang bagus akibat imbas pandemi.

Terbukti, klub yang biasanya agresif di bursa transfer baru meresmikan satu transfer masuk, atas nama David Alaba. Pemain serba bisa asal Austria ini diboyong dari Bayern Munich secara gratis, karena kontraknya di Bavaria tak diperpanjang.

Tapi, jika melihat rekam jejaknya di Bernabeu, tak sulit untuk menebak, eks pelatih AC Milan ini akan diberi tugas untuk memaksimalkan kemampuan Gareth Bale. Kebetulan, ini sukses dilakukannya dulu, sebelum sang bintang Wales kerap jadi pesakitan di Real Madrid, khususnya di bawah komando Zizou.

Rencana ini cukup bisa ditebak, karena Bale adalah rekrutan termahal Perez. Secara politis, jika Perez melepas Bale dengan harga murah, maka itu sama dengan mengakui kegagalan.

Jadi, bukan kejutan lagi kalau nantinya sang bintang Wales akan kembali ke Spanyol, dan menghabiskan sisa kontraknya di Madrid.

Di sisi lain, kembalinya eks pelatih PSG juga menyiratkan, Real Madrid masih akan berpegang pada orientasi jangka pendek di pos pelatih, supaya Perez bisa tetap pegang kendali. Dengan demikian, tak ada "matahari kembar" di tim.

Masalah orientasi jangka pendek di pos pelatih ini, belakangan diketahui menjadi satu alasan mengapa Zidane pergi, seperti yang baru-baru ini dinyatakannya dalam rilis media pascamundur dari kursi pelatih Real.

Tak adanya dukungan jangka panjang untuk pelatih sekaligus membuktikan, seberapa besar kontrol dan pengaruh sang presiden klub. Inilah satu alasan mengapa Los Blancos gemar gonta-ganti pelatih.

Terlepas dari itu, menarik ditunggu, apakah periode kedua eks pelatih Chelsea di Bernabeu mampu memberikan gelar juara atau justru berakhir pahit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun