Terbukti, klub yang biasanya agresif di bursa transfer baru meresmikan satu transfer masuk, atas nama David Alaba. Pemain serba bisa asal Austria ini diboyong dari Bayern Munich secara gratis, karena kontraknya di Bavaria tak diperpanjang.
Tapi, jika melihat rekam jejaknya di Bernabeu, tak sulit untuk menebak, eks pelatih AC Milan ini akan diberi tugas untuk memaksimalkan kemampuan Gareth Bale. Kebetulan, ini sukses dilakukannya dulu, sebelum sang bintang Wales kerap jadi pesakitan di Real Madrid, khususnya di bawah komando Zizou.
Rencana ini cukup bisa ditebak, karena Bale adalah rekrutan termahal Perez. Secara politis, jika Perez melepas Bale dengan harga murah, maka itu sama dengan mengakui kegagalan.
Jadi, bukan kejutan lagi kalau nantinya sang bintang Wales akan kembali ke Spanyol, dan menghabiskan sisa kontraknya di Madrid.
Di sisi lain, kembalinya eks pelatih PSG juga menyiratkan, Real Madrid masih akan berpegang pada orientasi jangka pendek di pos pelatih, supaya Perez bisa tetap pegang kendali. Dengan demikian, tak ada "matahari kembar" di tim.
Masalah orientasi jangka pendek di pos pelatih ini, belakangan diketahui menjadi satu alasan mengapa Zidane pergi, seperti yang baru-baru ini dinyatakannya dalam rilis media pascamundur dari kursi pelatih Real.
Tak adanya dukungan jangka panjang untuk pelatih sekaligus membuktikan, seberapa besar kontrol dan pengaruh sang presiden klub. Inilah satu alasan mengapa Los Blancos gemar gonta-ganti pelatih.
Terlepas dari itu, menarik ditunggu, apakah periode kedua eks pelatih Chelsea di Bernabeu mampu memberikan gelar juara atau justru berakhir pahit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H