Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memaklumi Keputusan Luis Enrique

25 Mei 2021   17:47 Diperbarui: 25 Mei 2021   17:59 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang digelarnya Piala Eropa, satu persatu tim peserta mengumumkan daftar pemain. Ada yang sesuai prediksi, ada juga yang mengejutkan.

Salah satu tim yang membuat kejutan adalah Timnas Spanyol. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Tim Matador, tak ada pemain Real Madrid yang disertakan di sebuah turnamen besar.

Jika melihat melihat profil El Real sebagai salah satu klub terbesar dan tersukses di Spanyol (dan Eropa), keputusan pelatih Luis Enrique tentu sedikit membingungkan. Apalagi, jika melihat fakta bahwa pemain Real Madrid dari negara lain bisa masuk Timnas masing-masing.

Sebagai contoh, Timnas Belgia tetap menyertakan nama Eden Hazard, meski dirinya kerap absen karena cedera. Ada juga nama Karim Benzema yang akhirnya masuk di Timnas Prancis, setelah beberapa tahun ditepikan, meski sebenarnya konsisten tampil bagus di klub.

Jika melihat latar belakangnya sebagai eks pemain dan pelatih Barcelona, maka tak sulit untuk menilai, Luis Enrique punya bias dalam pemilihan pemain. Dengan posisinya sebagai pelatih La Furia Roja, ia punya kuasa untuk melakukannya.

Tapi pendapat anti-Madrid ini sangat kekanak-kanakan, karena sebelum menjadi kapten tim di Barcelona, Enrique pernah berseragam Real Madrid.

jika melihat situasinya, pemain Spanyol di Real Madrid memang sedang menjalani musim yang rumit. Kebanyakan mengalami cedera atau penurunan performa sepanjang musim 2020/2021.

Setidaknya ada 7 pemain Spanyol yang bermain di Madrid. Dua berposisi sebagai bek tengah (Sergio Ramos, Nacho Fernandez), dua sebagai bek sayap (Alvaro Odriozola, Dani Carvajal), dua sebagai penyerang sayap (Marco Asensio, Lucas Vazquez), dan satu gelandang (Isco).

Tapi, mereka semua terpinggirkan oleh pemain yang lebih fit dan sedang dalam performa bagus. Di posisi bek misalnya, Enrique memasukkan nama Eric Garcia dan Aymeric Laporte, yang menjadi juara Liga Inggris di Manchester City.

Ada juga Pau Torres yang membantu Villarreal lolos ke final Liga Europa, dan Cesar Azpilicueta yang membantu Chelsea lolos ke final Liga Champions dan Piala FA bersama Chelsea.

Di lini serang, Enrique memanggil Dani Olmo (RB Leipzig), Ferran Torres (Manchester City), Mikel Oyarzabal (Real Sociedad), Pablo Sarabia (PSG), dan Adama Traore (Wolverhampton Wanderers). Mereka umumnya tampil bagus dan rutin bermain di klub masing-masing, dengan atribut utama yang bisa diandalkan Enrique.

Dalam hal kecepatan dan fisikslitas, Adama Traore bisa memberi dimensi ekstra, yang bisa melengkapi kelebihan teknik pemain lainnya. Mereka adalah opsi ideal buat Spanyol untuk saat ini, karena mampu menjalani musim yang panjang, dan mengakhirinya dengan kondisi bugar.

Mereka jelas lebih unggul dari Lucas Vazquez yang masih cedera lutut, Marco Asensio yang punya beberapa riwayat cedera panjang, dan Isco yang kerap terpinggirkan di Bernabeu.

Jadi, alih-alih dikritisi, keputusan "mencoret" pemain Real Madrid ini bisa dimaklumi. Malah, ini adalah keputusan yang sangat logis.

Entah kebetulan atau bukan, keputusan Enrique ini sedikit mengingatkan saya pada "pencoretan" Raul Gonzalez oleh Luis Aragones, tepatnya setelah Piala Dunia 2006 Kala itu, sang legenda Real Madrid mulai ditepikan oleh Aragones, seiring moncernya David Villa dan Fernando Torres.

Meski bukan keputusan populer, pelatih yang wafat pada tahun 2014 itu kukuh pada pilihannya. Ia tak berubah pikiran, meski media Spanyol berkali-kali mengkritiknya.

Pada akhirnya, keputusan ini terbukti tepat, setelah David Villa dan Fernando Torres mampu membantu tim meraih gelar juara Eropa tahun 2008. Tanpa pemain yang selama ini jadi bintang utama tim, Spanyol mampu juara, karena mampu menampilkan performa optimal.

Inilah yang agaknya coba ditiru Enrique, karena Real Madrid sendiri kebetulan mengalami banyak masalah cedera pemain. Jadi, akan berisiko jika tetap disertakan dalam tim.

Sebuah keputusan yang bisa dipahami, karena Enrique sendiri jelas lebih mengharapkan tim yang mampu tampil maksimal, ketimbang tim bertabur bintang yang tampil seadanya.

Meski tak biasa, keputusan ini juga bisa dilihat sebagai suatu proses regenerasi tim. Sebuah urgensi yang kebetulan mulai mendesak, seiring makin menuanya personel tim generasi emas mereka.

Di satu sisi, ini mungkin akan membuat Tim Matador sedikit diremehkan, karena mengacuhkan pemain dari Real Madrid. Tapi, pada saat bersamaan, rasa skeptis ini bisa menjadi bahan bakar bagus, karena akan membuat tim tampil tanpa beban harapan terlalu besar.

Jika mampu tampil lepas sebagai sebuah tim, dan dinaungi sedikit keberuntungan, rasanya Spanyol bisa melaju jauh.

Mampukah Timnas Spanyol mewujudkannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun