Sejauh ini, rencana itu sudah berjalan lancar, dengan mencapai semifinal Piala Menpora sebagai bonus. Tapi, masih ada PR yang perlu dibenahi, antara lain mempertajam daya dobrak lini depan, dan memastikan komposisi tim minimal tetap solid.
Untuk masalah daya gedor tim, PR ini bisa ditangani di bursa transfer, misalnya dengan mendatangkan penyerang baru berkualitas. Bisa juga dengan memaksimalkan materi pemain yang ada.
Di sisi lain, mereka perlu mengamankan jasa pemain yang ada, supaya tak pindah massal ke klub lain setelah Piala Menpora. Minimal, transfer seperti pada kasus Assanur Rijal (Persiraja Banda Aceh ke Persis Solo) bisa diminimalkan.
Seperti diketahui, pencetak empat gol di Piala Menpora ini pindah, karena hanya dikontrak selama Piala Menpora. Kasus transfer ini rawan terjadi setelah tim tersingkir di turnamen.
Alhasil, klub dipaksa membangun ulang tim dari awal. Tentunya, ini akan kurang baik, khususnya jika tim tersebut mematok target tinggi.
Kini, PSS Sleman sudah menapak babak semifinal. Seharusnya, tak ada tekanan atau suara sumbang apapun, karena capaian di lapangan sudah berbicara. Seharusnya, mereka bisa tampil tanpa beban, dan menjadikan ini sebagai modal menuju kompetisi sebenarnya. Siapa tahu, mereka bisa kembali membuat kejutan.
Jadi, bagaimana, PSS?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H