Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mencoba Menikmati Piala Menpora 2021

25 Maret 2021   02:51 Diperbarui: 26 Maret 2021   01:35 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah terhenti selama setahun terakhir akibat imbas pandemi Corona, sepak bola nasional akhirnya bisa kembali bergulir, lewat gelaran Piala Menpora.

Dengan dukungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan kepolisian, Piala Menpora 2021 dapat mengobati sejenak kerinduan pecinta sepak bola nasional.

Tapi, sebagai seorang penonton, saya melihat, turnamen pra-musim ini bukan sesuatu yang benar-benar bisa diharapkan. Dari segi kualitas permainan dan teknis, semua masih jauh dari ideal.

Penyebabnya, ada banyak pemain yang selama setahun terakhir tak bermain akibat imbas pandemi. Jadi, mereka masih belum berada dalam kondisi sepenuhnya siap.

Dalam kondisi biasa, absensi selama setahun akan membuat seorang pemain butuh waktu ekstra, untuk bisa kembali ke level performa terbaik. Meski begitu, ada juga yang tak pernah kembali ke level terbaik, baik karena mengalami cedera parah, maupun akibat sanksi doping.

Masalah ini jelas semakin rumit di saat pandemi, karena kebanyakan pemain di Indonesia terpaksa berlatih mandiri, dengan program dan fasilitas alakadarnya.

Memang ada sebagian pemain yang memilih pergi ke luar negeri, seperti Todd Rivaldo Ferre (ke Thailand) atau Ryuji Utomo (ke Malaysia), sehingga mereka bisa tetap bugar, bahkan berkembang. Tapi, hanya sedikit yang berani pergi seperti mereka.

Alhasil, saat mereka kembali bermain di lapangan, banyak yang masih kedodoran. Ditambah lagi, persiapan sebelum turnamen cukup mepet.

Mau tak mau, strategi bermain aman lewat umpan-umpan panjang jadi pemandangan umum.

Tentunya, tak banyak yang bisa diharapkan, selain semua bisa berjalan lancar, sehingga liga boleh kembali bergulir. Ini penting, karena kompetisi adalah sarana mengasah kemampuan ideal bagi para pemain.

Selain itu, turnamen Piala Menpora juga menampilkan suara riuh "artificial noise", layaknya di kompetisi Eropa. Tentunya, dengan kearifan lokal.

Sebenarnya, "artificial noise" ini sudah lama digunakan di stadion, untuk menyemarakkan suasana. Tapi, kehadirannya baru benar-benar disadari, saat pertandingan berlangsung di stadion kosong.

Meski terasa aneh, inilah satu fitur yang akan mewarnai sepak bola nasional, setidaknya sampai situasi dinyatakan kembali normal.

Turnamen ini memang jadi ajang simulasi sekaligus adaptasi, sebelum kompetisi liga bergulir. Tapi, momentum ini seharusnya bisa dimanfaatkan, untuk mengedukasi suporter supaya taat aturan, dan tak anarkis.

Kebetulan, efek hukumannya cukup serius: jika suporter sampai datang ke stadion, apalagi berbuat rusuh, rekomendasi dari pihak berwenang akan sulit keluar. Tentunya, ini akan merugikan sepak bola nasional, yang sudah setahun terakhir dipaksa "libur" gegara pandemi.

Jadi, ini kesempatan baik untuk menanamkan kesadaran positif kepada suporter, sehingga situasi tetap kondusif, karena mereka sudah bisa berpikir jernih.

Kalau suporter sudah dewasa, menyuarakan "chant" rasis apalagi berbuat anarkis rasanya sulit. Tapi, itu tergantung dari kejelian setiap pihak terkait memanfaatkan momentum ini.

Selebihnya, mari kita melihat gelaran Piala Menpora ini sebagai bagian dari proses "restart" sepak bola nasional, setelah libur panjang akibat imbas pandemi. Siapa tahu, ada kemajuan lain setelahnya.

Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun