Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Liga Champions, Juve!

10 Maret 2021   18:16 Diperbarui: 10 Maret 2021   18:32 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi kekecewaan Cristiano Ronaldo (Indianexpress.com)

Judul di atas adalah satu respon sederhana, menyusul tersingkirnya Juventus oleh FC Porto di perdelapan final Liga Champions, (Rabu 10/3, dinihari WIB). Capaian ini sekaligus menandai tertunda (lagi) nya mimpi Juve untuk berjaya di Eropa.

Dalam laga ini, tim asuhan Andrea Pirlo memang menang 3-2, berkat sepasang gol Federico Chiesa dan satu gol Adrien Rabiot, tapi, sepasang gol Sergio Oliveira memastikan Os Dragoes (Si Naga) lolos ke babak selanjutnya.

Meski skor agregat imbang 4-4, klub pemegang dua trofi Liga Champions ini lolos berkat keunggulan gol tandang. Sebelumnya, mereka menang 2-1 saat menjamu Si Zebra di Portugal.

Oke, Juve sebenarnya sudah mampu bereaksi dengan baik, saat kecolongan 0-1 di awal pertandingan. Mereka mampu memanfaatkan momentum saat Mehdi Taremi dikartu merah wasit, untuk menyamakan skor agregat, sehingga punya sedikit harapan di babak perpanjangan waktu.

Masalahnya, mereka kembali kecolongan di menit ke 116, dan saat Adrien Rabiot langsung mencetak gol di menit ke 117, semua sudah terlambat.

Sebetulnya, tak ada keraguan soal kualitas materi tim Si Zebra, karena mereka sudah terbukti sangat tangguh di Italia. Apalagi, mereka masih punya megabintang sekelas Cristiano Ronaldo.

Tapi, jika sudah berbicara soal Liga Champions, kalibernya jelas berbeda. Ada tekanan jauh lebih berat, plus faktor keberuntungan yang kadang bisa muncul seenaknya.

Dalam sedekade terakhir saja, Si Nyonya Tua sebetulnya sudah mampu dua kali lolos ke final (2014/2015 dan 2016/2017) tapi mereka kalah 3-1 dari Barcelona dan Real Madrid, yang saat itu memang sedang kuat-kuatnya di Eropa.

Pada kesempatan lain, mereka kerap tersingkir secara mengejutkan, atas lawan yang di atas kertas lebih ringan.

Jelas, ada tekanan begitu besar, yang membuat mereka justru terbebani dan tumbang akibat kecolongan, atas lawan-lawan yang sebenarnya punya kualitas bagus, meski terlihat lebih lemah di atas kertas

Ini jelas tak sebanding dengan di level domestik, karena di Italia, Cristiano Ronaldo dkk "hanya" menghadapi tim-tim yang belum sepenuhnya solid, entah karena sedang berganti pemilik atau sering gonta-ganti pelatih.

Andai lawan-lawan di Italia sudah solid, mereka pasti akan sulit mengulang lagi dominasi seperti sedekade terakhir. Kalau sudah begini, rasanya target juara Liga Champions akan semakin sulit.

Di sisi lain, masalah mental bertanding mereka di Eropa juga jadi sorotan. Mereka kerap kalah di saat seharusnya bisa menang, dan kerap kebingungan saat mengalami kebuntuan.

Boleh dibilang, I Bianconeri punya peruntungan kurang baik di Eropa, meski tangguh di Italia. Peruntungan kurang baik mereka di Eropa misalnya terlihat dari jumlah penampilan mereka di final Liga Champions, yakni 9 kali, tapi tim asal kota Turin ini senasib dengan Benfica (Portugal) dengan hanya dua kali jadi juara.

Padahal, dalam jumlah penampilan yang sama di final Liga Champions, ada Liverpool (Inggris) yang sudah enam kali juara.
Alhasil, grafik penampilan mereka di Eropa membuat performa wakil Italia kurang baik. 

Dengan masih absennya AC Milan, Liga Italia praktis hanya tinggal punya Inter Milan dan duo Roma (Lazio dan AS Roma) yang kerap inkonsisten, dan Atalanta yang masih minim pengalaman.

Dari sini saja, terlihat bahwa Juventus belum cukup kapabel di Eropa, kecuali jika sudah punya tim yang benar-benar kompetitif,  bermental tangguh, dan dibesut pelatih yang punya kejeniusan seperti Marcelo Lippi.

Sederhananya, selama belum punya mental bertanding, tim kompetitif, dan pelatih jempolan, yang kapabel di level benua, selama itu juga mereka akan rutin memproduksi "cerita gagal" di Eropa.

Jika situasinya terus berulang, tanpa ada peningkatan berarti, mungkin kita akan layak menyebut, DNA Juve masih kelas domestik, bukan Eropa. Jadi, sambil menunggu AC Milan selesai dari "bolos" nya di kompetisi Liga Champions, agaknya kita layak berkata:

"Jadi juara Liga Champions itu berat, Juve, kamu takkan kuat, biar yang lain saja.".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun