Bukan hanya itu, sejumlah pemain lulusan akademi La Masia seperti Lionel Messi, Gerard Pique dan Sergio Busquets muncul sebagai bintang kelas dunia.
Mereka melengkapi kehadiran alumni La Masia angkatan sebelumnya, seperti Victor Valdes, Carles Puyol, Xavi dan Iniesta. Para alumni La Masia ini mampu berpadu dengan pemain kelas dunia macam Ronaldinho, Samuel Eto'o dan Dani Alves, sehingga menjadi tim yang solid..
Meski Johan Cruyff sudah meninggal pada tahun 2016 silam, Laporta tetap coba menerapkan lagi pendekatan di periode pertamanya dulu, dengan mengikuti warisan filosofis sang meneer, sambil membenahi krisis klub akhir-akhir ini.
Seperti diketahui, ia dikenal sebagai seorang Cruyffista, alias pengagum Johan Cruyff.
Indikasi ini antara lain terlihat, dari penunjukan Victor Valdes sebagai pelatih di tingkat akademi klub, segera setelah ia terpilih.
Sebelumnya, eks kiper legendaris Barca ini sempat bertugas di sana, sebelum akhirnya hengkang akibat berselisih dengan Patrick Kluivert (direktur akademi klub) eks pemain Barcelona asal Belanda.
Dari sini saja, terlihat bahwa Laporta ingin membuat Barca kembali ke posisi seharusnya. Jadi, bukan tak mungkin jika sosok-sosok legenda klub macam Xavi dan Iniesta juga dilibatkan, karena mereka paham seluk-beluk klub.
Xavi sendiri sempat muncul sebagai kandidat pelatih Barcelona musim lalu, dan dinilai punya potensi untuk menjadi selevel dengan Pep Guardiola.
Di internal tim, segera setelah terpilih, dirinya langsung memprioritaskan kepastian masa depan Messi di klub, karena Si Kutu memang diproyeksikan sebagai sosok kunci tim, di periode keduanya.
Seperti diketahui, kontrak sang kapten tim akan berakhir pada pertengahan tahun 2021. Tapi, berhubung sang presiden klub punya hubungan baik dengan sang Argentino, rasanya ini bukan perkara rumit.
Tapi, berhubung grafik performa The Catalans sedang membaik bersama Ronald Koeman, agaknya Laporta tak akan buru-buru mencopot jabatan Si Pahlawan Wembley, kecuali jika performa tim anjlok setelah ini.