Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kembalinya Sang Advokat

8 Maret 2021   22:05 Diperbarui: 8 Maret 2021   22:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joan Laporta, presiden baru Barcelona (Mundodeportivo.com)

Setelah melalui drama cukup panjang, dengan dibumbui saga "Barcagate" Josep Maria Bartomeu dan teka-teki masa depan Lionel Messi, Barcelona bersiap menatap era baru bersama Joan Laporta.

Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini kembali terpilih sebagai presiden Barcelona, setelah memenangkan pemilihan pada Minggu (7/3) lalu.

Total, Laporta mengamankan 54,3 persen suara. Capaian ini mengungguli dua kandidat kuat lain, yakni Victor Font (30 persen) dan Toni Freixa (9 persen).

Kemenangan ini membuat Laporta bakal menjalani periode keduanya sebagai presiden klub Catalunya tersebut. Sebelumnya, ia pernah menjadi orang nomor satu di Barca pada periode 2003-2010, menggantikan Joan Gaspart.

Saat mulai bertugas, ia mewarisi klub yang sedang dalam kondisi morat-marit. Kondisi ini mirip dengan kondisi Barca akhir-akhir ini, khususnya sejak borok manajemen klub di bawah Bartomeu terbongkar.

Di lapangan, Blaugrana sempat mengalami puasa gelar juara sejak tahun 1999, dan baru berakhir musim 2004/2005, kala mereka juara La Liga.

Masalah ini diperparah dengan serangkaian transfer gagal, yang membuat klub terjerat masalah keuangan.

Kala itu, kesuksesan Laporta tak lepas dari peran Johan Cruyff sebagai penasehat teknis. Atas rekomendasi Cruyff, Laporta menunjuk Frank Rijkaard dan Pep Guardiola sebagai pelatih.

Awalnya, penunjukan ini diliputi keraguan, karena mereka sama-sama masih hijau sebagai pelatih. Tapi, sejarah mencatat keduanya sebagai dua pelatih terlama dan tersukses sepanjang sejarah klub, dengan masing-masing turut menyumbang satu gelar juara Liga Champions (musim 2005/2006 dan 2008/2009).

Di bawah komando Laporta jugalah, akademi La Masia kembali dihidupkan, bersamaan dengan filosofi sepakbola menyerang ala Cruyff, yang kelak dikenal sebagai "tiki-taka".

Hasilnya, Barca sukses meraih berbagai prestasi, termasuk "sextuple" bersejarah tahun 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun