Celakanya, pada saat bersamaan, mesin tempur Pep Guardiola dan Manchester City belakangan mulai panas, dan sukses melaju kencang, dengan mulai membuat gap poin cukup jauh di klasemen.
Mereka seolah ingin membalas dendam, atas apa yang musim lalu dilakukan Liverpool di Liga Inggris. Situasi makin menguntungkan, karena tim-tim pesaing mereka harus baku hamtam memperebutkan posisi empat besar.
Jadi, bukan kejutan lagi jika City juara Liga Inggris musim ini, karena mereka bisa menemukan konsistensi, di saat tim lain belum mendapatkannya.
Dengan kekalahan atas City, praktis Liverpool harus melupakan gelar liga, dan bangun dari mimpi indah musim lalu, karena setumpuk masalah baru sudah muncul, dan harus segera diperbaiki.
Dengan segala kekacauan yang terjadi, finis di posisi empat besar saja sudah merupakan satu prestasi. Tapi, untuk sampai ke sana, Si Merah harus lebih dulu memperbaiki grafik jeblok performa mereka belakangan ini, sebelum berbenah di bursa transfer musim panas.
Bisa, Liverpool?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H