Judul di atas adalah kesimpulan sederhana, dari kemenangan 3-1 Liverpool di markas Tottenham, Jumat (29/1, dinihari WIB) dalam lanjutan Liga Inggris. Kemenangan ini diraih, setelah gol-gol Sadio Mane, Roberto Firmino dan Trent Alexander-Arnold hanya mampu dibalas sekali oleh Pierre-Emile Hojbjerg.
Kemenangan ini memang memutus tren negatif Si Merah, yang dalam lima pertandingan terakhir Liga Inggris puasa gol dan puasa kemenangan. Tapi, ada beberapa poin yang juga jadi sorotan.
Pertama, tim asuhan Juergen Klopp mampu bermain lebih kreatif, meski penguasaan bola berimbang. Ya, kedua tim memang berbagi 50 persen penguasaan bola, tapi Liverpool mampu membuat total 14 tembakan, selagi Spurs hanya membuat tiga.
Di sini, Klopp tampak mulai menemukan rumus ideal untuk mengoptimalkan kemampuan Thiago Alcantara di lini tengah. Seperti diketahui, peran sang Spaniard sempat dipertanyakan, karena gaya mainnya dianggap kurang cocok dengan sistem permainan ala Klopp.
Maklum, untuk lini tengah, pelatih asal Jerman ini biasa mengandalkan gelandang pekerja, bukan gelandang kreatif seperti Thiago.
Thiago sendiri tergolong lambat panas, karena sebelum ini sempat absen cukup lama akibat cedera lutut. Cedera ini didapat akibat tekel keras Richarlison, saat Liverpool bermain imbang 2-2 versus Everton di Derby Merseyside.
Dengan penampilan bagus dan ngotot saat melawan Spurs, eks pemain Barcelona ini seolah membuktikan, mengapa dirinya layak diboyong Klopp ke Anfield, sekaligus mempertegas apa perannya di tim.
Benar, kreativitas pemain nomor punggung 6 ini menjadi solusi, jika berhadapan dengan lawan alot seperti Spurs. Dengan visi bermain yang oke, ia bisa membantu memecah kebuntuan di lini serang.
Terbukti, Roberto Firmino dan Sadio Mane akhirnya mampu membuat gol. Trent Alexander-Arnold pun juga kembali agresif seperti sebelumnya.
Meski cukup lambat, progres bertahap Thiago membuat Liverpool punya sedikit rasa berbeda. Tidak selalu "direct", karena kini sudah dilengkapi dengan unsur kejutan.
Inilah yang akan membuat mereka sulit ditebak, karena ketajaman yang mereka punya kini sudah dilengkapi dengan kreativitas. Kemenangan atas Spurs memang baru awal, karena mereka belum lama melewati masa sulit.
Tapi, jika mampu menemukan momentum dan ritme mereka, The Kop akan sulit dihentikan, meski komposisi bek tengah mereka masih compang-camping karena cedera pemain kunci.
Mampukah Liverpool menemukan ritmenya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H