Di gelaran Liga Inggris musim ini, ada cukup banyak kejutan tercipta. Salah satunya adalah kehadiran Everton yang ikut meramaikan persaingan di papan atas klasemen sementara.
Sebenarnya, jika dirunut dari prosesnya, progres tim Merseyside Biru ini sebenarnya bukan sebuah kejutan. Ini adalah perkembangan berikut mereka di bawah komando Carlo Ancelotti.
Pada awal kedatangannya di kota Liverpool, sang Italiano mendapati rival sekota Liverpool dalam kondisi pelik, akibat terperosok ke papan bawah klasemen sementara musim 2019/2020. Don Carlo sendiri datang, tak lama setelah Marco Silva dipecat, usai kalah 2-5 dari Liverpool di Anfield.
Padahal, mereka punya materi pemain yang cukup bagus, dengan antara lain bermaterikan Jordan Pickford (kiper Timnas Inggris) dan Yerry Mina (Bek tengah Timnas Kolombia), dan Andre Gomes (gelandang Timnas Portugal).
Inilah yang lalu coba dioptimalkan Carletto, meski dirinya sempat dikritik karena bersedia melatih The Toffees. Maklum, pelatih pemenang tiga gelar Liga Champions ini punya CV mentereng: pernah melatih tim sekelas Real Madrid, AC Milan, Juventus, PSG, Chelsea dan Bayern Munich, dengan meraih berbagai trofi.
Sederhananya, untuk pelatih sekaliber dirinya, ini seperti sebuah penurunan. Dari yang awalnya dibebani target juara, beban target itu berubah menjadi (minimal) lolos dari degradasi.
Tapi, target minimalis itu nyatanya tetap bisa digolkan oleh eks pelatih Reggina dengan baik. Bahkan, Michael Keane dkk berhasil dibawa finis di posisi ke 12 klasemen akhir, dengan grafik permainan yang membaik.
Di bursa transfer musim panas, pelatih dengan ekspresi khas alis miring ini lalu bergerak mendatangkan pemain macam James Rodriguez dari Real Madrid dan Allan dari Napoli.
Hasilnya, Everton sempat mencatat start bagus di awal musim. Performa hebat James Rodriguez dan ketajaman Dominic Calvert-Lewin menjadi kunci utama tim.
Tapi, setelah bermain imbang 2-2 di Derby Merseyside, dalam laga yang diwarnai cedera parah Virgil Van Dijk, kesaktian mereka seperti luntur seketika.
Serentetan hasil buruk mulai membayangi, bersama munculnya masalah lama James Rodriguez, yakni cedera kambuhan. Mereka memang masih punya Dominic Calvert-Lewin yang sejauh ini sukses mencetak 11 gol di liga, tapi, ketajaman pemain jebolan akademi klub ini belakangan mulai bisa diredam, seperti saat takluk 0-1 dari West Ham Sabtu (02/01, dinihari WIB).
Apa boleh buat, klub penghuni Stadion Goodison Park ini harus menjalani tren naik turun layaknya roller coaster. Meski saat ini sukses bercokol di posisi empat besar klasemen sementara, rapatnya jarak poin di Liga Inggris, membuat mereka masih dalam posisi rawan.
Jangan lupa, masih ada laga tunda versus Manchester City, yang masih belum dimainkan dan dijadwal ulang. Seperti diketahui, laga ini ditunda karena sejumlah pemain The Eastlands terinfeksi virus Corona.
Untuk saat ini, masalah inkonsistensi performa memang coba diperbaiki Ancelotti, antara lain dengan mendekati Sami Khedira, eks anak didiknya di Real Madrid. Kebetulan, pemain asal Jerman ini tak masuk rencana taktik Andrea Pirlo di Juventus.
Di musim penuh pertamanya bersama Everton, Ancelotti memang sudah menghadirkan peningkatan level berikutnya, sekaligus menyemarakkan persaingan di papan atas liga.
Meski belum menemukan konsistensi untuk saat ini, bukan berarti Gylfi Sigurdsson cs boleh dianggap enteng, karena sekali mencapai bentuk terbaik, mereka adalah lawan yang sangat alot, dan berpeluang tampil di tingkat Eropa.
Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan kiprah Everton di sisa musim ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H