Virus yang juga mirip nama pemain timnas sepak bola Meksiko ini, juga sukses membuat banyak perusahaan besar maupun kecil langsung ringsek kena tabrakan beruntun. Orang kena PHK massal tanpa pesangon, harus mudik, dan pindah-pindah pekerjaan.
Jangankan cari pacar, cari kerja saja sudah setengah mati. Jadi, kalau ada yang bertanya "kok tahun 2020 mu menderita amat?", saya bisa balik bertanya dengan meminjam logat orang Manado, "menurut ngana?".
Tapi, saya bersyukur, karena di balik rentetan bencana tahun ini, tidak ada secuil pun pertanyaan "kapan" yang mampir. Kalaupun ada, pertanyaan itu hanya muncul dari orang-orang yang sudah sangat kurang kerjaan.
Sudah tahu sedang musim pagebluk, masih saja tanya. Kenapa tidak mencarikan saja? Syukur-syukur kalau mau sekalian membiayai semua ongkosnya.
Biarpun sedang pandemi, nikah pun butuh ongkos. Numpang setor di toilet umum saja bayar, apalagi nikah.
Berkat pagebluk ini, setidaknya saya dan jutaan jomblo lain di luar sana, sekarang punya cadangan amunisi, kalau rentetan pertanyaan "kapan?" itu datang. Tinggal jawab saja, "Belum tahu, imbas pandemi.". Beres.
Mungkin, capaian receh saya tahun ini terlalu receh. Tapi, berkat pandemi virus yang mirip nama lain kecoa ini, saya bisa bebas dari pertanyaan "kapan?" yang berjilid-jilid itu. Malah, saya berterima kasih, karena virus Corona sudah mewakili perasaan para jomblo, karena sudah membungkam mulut para penanya itu dengan pertanyaan simpel, "kapan mati?".
Nah lo!
