Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Arsenal, The Long and Winding Road

7 Desember 2020   12:03 Diperbarui: 7 Desember 2020   17:04 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikel Arteta belum bisa mengangkat performa Arsenal lagi. (AFP/JULIAN FINNEY via KOMPAS.com)

Jelang bergulirnya musim kompetisi 2020/2021, Arsenal muncul sebagai salah satu tim kandidat pesaing papan atas. Penyebabnya, The Gunners mampu meraih trofi Piala FA, dan mengalami perbaikan performa di bawah komando Mikel Arteta.

Tak cukup sampai di situ, Tim Gudang Peluru juga mampu membuat kesan positif di fase pramusim. Hector Bellerin dkk sukses meraih trofi Community Shield, setelah menang adu penalti atas Liverpool, juara Liga Inggris musim lalu.

Kesan menjanjikan semakin lengkap, setelah mereka sukses memboyong gratis Willian Borges, gelandang serang berpengalaman asal Brasil (dari Chelsea), Thomas Partey, pemain asal Ghana (dari Atletico Madrid), plus Gabriel Magalhaes, bek tengah berbakat asal Brasil, yang musim lalu naik daun bersama Lille di Ligue 1 Prancis.

Bertahannya Pierre Emerick Aubameyang juga menjadi kabar baik. Maklum, bintang Timnas Gabon ini merupakan ujung tombak andalan tim.

Awalnya, prospek cerah itu ikut terjanjikan di lapangan hijau, lewat start bagus di awal musim. Mereka mampu mencatat 3 kemenangan di empat laga awal, dan mengalahkan Liverpool di ajang Piala Liga.

Sayang, melempemnya performa Aubameyang di depan, dan masih keroposnya sektor pertahanan Arsenal justru membuat janji yang mereka buat menguap begitu saja.

Hal ini makin diperparah dengan performa jeblok Nicolas Pepe (pemain termahal klub) dan masih dibekukannya status Mesut Ozil (pemain bergaji termahal di klub).

Thomas Partey dkk hanya mampu meraih satu hasil imbang dan satu kemenangan, dari tujuh pertandingan terakhir di liga. Satu-satunya catatan positif di periode ini hanya kelolosan mereka ke fase gugur Liga Europa.

Hasil imbang tersebut diraih, saat bermain imbang tanpa gol melawan Leeds United, dan gol tunggal Aubameyang dari titik putih, memastikan kemenangan di Old Trafford atas Manchester United.

Pada Minggu (6/12), tim asuhan Mikel Arteta kembali dipaksa menelan pil pahit. Gol-gol Harry Kane dan Son Heung-min, memastikan Tottenham Hotspur menang 2-0 atas sang rival bebuyutan, sekaligus menjaga posisi di pucuk klasemen sementara Liga Inggris musim ini

Dalam laga ini, sebenarnya tim kesayangan Gooners mampu mendominasi penguasaan bola dan bermain agresif. Tapi, Spurs mampu bermain lebih efektif, dan menghukum lewat serangan balik cepat.

Secara filosofi, pendekatan taktik Arteta bisa dimaklumi, karena ia merupakan eks asisten Pep Guardiola di Manchester City.  Tapi, gaya "ideal" eks pemain Everton ini nyatanya masih belum pas diterapkan di Emirates Stadium.

Maklum, meski tergolong sehat secara finansial, Tim London Merah masih punya seabrek masalah. Selain Ozil dan Pepe, mereka juga punya David Luiz dan Skhodran Mustafi, dua bek tengah yang dikenal doyan membuat blunder.

Jadi, akan sulit melihat mereka segera bangkit, kecuali jika mereka menemukan titik balik dalam waktu dekat. Dengan catatan, Mikel Arteta belum akan dipecat dalam waktu dekat.

Ini memang menjadi satu periode suram buat Arsenal, yang memang punya masalah cukup merata di berbagai lini. Masalah ini sebenarnya sudah ada sejak akhir era kepelatihan Arsene Wenger, dan menjadi semakin parah sepeninggal Si Profesor.

Jelas, butuh waktu tak sebentar untuk memperbaiki, atau bahkan membangun ulang tim, yang kondisinya sudah terlanjur berantakan seperti ini. Kecuali, jika dalam waktu dekat Arsenal punya pemilik baru yang berani royal, seperti Sheikh Mansour di Manchester City atau Roman Abramovich di Chelsea.

Mungkin, ini seperti sebuah mimpi buruk buat Gooners. Sialnya, ini sama sekali bukan mimpi, karena tim pujaan mereka memang sedang dalam kesulitan. Untuk bisa kembali ke level atas, masih ada jalan panjang nan berliku yang harus ditempuh, karena kerusakan yang ada dirasa sudah parah.

Tragis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun