Beruntung. Itulah kesimpulan sederhana dari aksi Liverpool saat menjamu Ajax Amsterdam di partai fase grup Liga Champions, Rabu, (2/12, dinihari WIB).
Seperti pada pertemuan pertama di Amsterdam beberapa waktu lalu, laga dua tim klasik Eropa ini berlangsung ketat. Kali ini, Jordan Henderson dkk kembali menang dengan skor tipis 1-0.
Benar, sebelum laga dimulai, Si Merah sebenarnya kurang beruntung, karena harus kehilangan Alisson yang cedera betis. Ketidakberuntungan kian lengkap, karena Jordan Henderson dan Andy Robertson kembali cedera pascalaga menghadapi tim asuhan Erik Ten Hag.
Tapi, di sini Klopp lalu membuat keputusan tak biasa, dengan menurunkan Caomihin Kelleher, kiper spesialis piala domestik, alih-alih Adrian, yang memang biasa melapis Alisson.
Beruntung, keputusan pelatih asal Jerman itu tepat. Kiper berusia 22 tahun asal Irlandia ini mampu membuat sejumlah penyelamatan, dan mencatat debut di Liga Champions tanpa kebobolan.
Tentunya, ini akan jadi "PR" menyenangkan buat Klopp, karena ia punya kiper pelapis yang bisa diandalkan. Jadi, cedera Alisson dan masalah performa inkonsisten Adrian bisa ditangani.
Pada saat bersamaan, Curtis Jones dan Neco Williams juga tampil oke, dengan nama kedua membuat assist, dan nama pertama mencetak gol, yang berawal dari blunder Andre Onana, kiper Ajax asal Kamerun. Curtis Jones dan Neco Williams sendiri merupakan pemain jebolan akademi klub, seperti halnya Caomihin Kelleher.
Ajax sendiri sebenarnya bermain cukup agresif dan unggul dalam penguasaan bola, seperti di Amsterdam lalu. Tapi, Liverpool mampu bermain lebih efektif, dan mengamankan poin penuh di Anfield.
Hasil ini diikuti dengan keberuntungan lain yang hadir di kota Bergamo pada saat bersamaan. Dimana, Atalanta  berbagi poin dengan tim juru kunci FC Mijtyland. Dalam laga ini, kedua tim bermain imbang 1-1.
Hasil ini membuat Ajax dan Atalanta harus melakoni partai hidup mati di Amsterdam, pada laga pamungkas. Satu hal yang seharusnya cukup menarik, karena gaya main keduanya cukup enak ditonton.
Tentunya, kemenangan ini menjadi satu keberuntungan tersendiri, karena Si Merah dipastikan lolos ke babak selanjutnya sebagai juara grup. Praktis, satu laga tersisa di fase grup bisa digunakan untuk rotasi pemain.
Ini adalah satu keuntungan tersendiri, karena jadwal musim kompetisi tahun ini sangat padat. Akibat imbas pandemi, pemain benar-benar dipaksa bekerja habis-habisan. Akibatnya, banyak yang tumbang akibat cedera.
Jadi, keuntungan satu laga ini bisa menjadi kesempatan pemain kunci untuk beristirahat, sekaligus menambah pengalaman para pelapis. Kebetulan, Liverpool sedang diterpa badai cedera pemain, khususnya di lini belakang.
Mungkin benar, tim kota pelabuhan Inggris ini sedang diterpa badai cedera pemain dan jadwal padat, tapi mereka mampu menghadapinya dan tetap tegar. Kini, bulan Desember sudah menyapa, dan lawan-lawan sulit sudah menunggu.
Mampukah mereka tetap melaju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H