Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Bielsa dan Nominasi FIFA

30 November 2020   12:25 Diperbarui: 1 Desember 2020   04:46 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang bulan Desember, FIFA mengeluarkan lima nama kandidat nominasi Pelatih Terbaik tahun 2020, untuk kategori sepak bola pria. Mereka adalah Hansi Flick (Bayern Munich), Julen Lopetegui (Sevilla), Zinedine Zidane (Real Madrid), Marcelo Bielsa (Leeds United) dan Jrgen Klopp (Liverpool).

Jika melihat prestasi nama-nama diatas, Hansi Flick jelas menjadi kandidat terkuat. Maklum, eks asisten pelatih Timnas Jerman ini berhasil meraih Treble Winner bersama Die Roten di musim 2019/2020.

Prestasi tiga nama lainnya juga tak kalah oke. Klopp sukses mengakhiri 30 tahun puasa gelar Liga Inggris Liverpool, Zidane berhasil membawa Real Madrid juara La Liga, setelah berantakan di tahun sebelumnya, dan Lopetegui berhasil membawa Sevilla juara Liga Europa, setelah sempat gagal total di Real Madrid.

Jika dibandingkan Bielsa, prestasi mereka berempat jelas lebih prestisius, karena mereka berhasil meraih trofi juara di kompetisi level atas. Levelnya jelas tak sebanding dengan capaian El Loco, yang hanya meraih trofi Championship Division Inggris bersama Leeds United musim lalu.

Inilah yang membuat kening sebagian orang tercenung, saat nama pelatih asal Argentina ini masuk daftar. Ia seperti kurcaci yang terselip di antara para raksasa.

Apalagi, Leeds saat ini masih nyaman di papan tengah klasemen sementara Liga Inggris. Meski permainan mereka enak ditonton, masih ada kekurangan di sana-sini yang perlu dibenahi.

Tak sedikit pula yang menganggap, masuknya nama eks pelatih Athletic Bilbao hanyalah buah dari pemberitaan masif khas media Inggris. Benar, sejak kedatangannya di Leeds, pelatih yang dikagumi Pep Guardiola ini memang tak luput dari pemberitaan.

Mulai dari kasus "spygate", momen sportif saat dirinya membiarkan Aston Villa mencetak gol balasan, sampai status "cult hero" nya di mata suporter The Whites, semua tak terlewatkan. Bahkan, insiden saat melawan Villa turut membawa eks pelatih Lille meraih "Fair Play Award" dari FIFA.

Di sini  akan terlalu aneh rasanya, jika juara kompetisi kasta kedua disandingkan langsung dengan juara liga top kasta tertinggi di Eropa, atau pemenang kompetisi antarklub Eropa.

Tapi, meski terlihat jomplang, terselipnya nama Bielsa di daftar kandidat nominasi pelatih terbaik tahun 2020 versi FIFA justru melegakan. Mengapa?

Karena, FIFA kali ini lebih objektif, karena tak melihat prestasi hanya berdasarkan prestise kompetisi dan hasil akhir, tapi melihat semua secara utuh dari segi olahraga. Dalam hal ini, FIFA melihat capaian Bielsa bersama Leeds juga dari prosesnya.

Benar, saat eks pelatih Timnas Cile ini datang ke Elland Road, Leeds adalah tim yang akrab dengan turbulensi. Sejak terdegradasi dari kasta tertinggi musim 2003/2004, mereka belum pernah kembali lagi, bahkan sempat turun ke kasta lebih rendah.

Tapi, sejak kedatangannya, klub masa muda James Milner ini benar-benar dibawanya bertransformasi. Meski bermateri pemain seadanya, eks pelatih Timnas Argentina mampu membangun sistem, etos kerja, karakter, dan standar kualitas paten dalam waktu hanya dua tahun.

Hebatnya, ini dilakukannya dengan modal dana transfer seadanya. Sesuatu yang belum tentu bisa dilakukan pelatih top sekalipun, andai mereka berada dalam posisi yang sama.

Sebagai perbandingan, Hansi Flick dan Zidane didukung materi tim yang oke, sementara Klopp dan Lopetegui turut didukung sosok jempolan di jajaran direksi. Klopp didukung Michael Edwards, sementara Lopetegui didukung Monchi

Semua kemewahan ini tak dimiliki Bielsa di Yorkshire, tapi ia tetap berhasil mengembalikan Leeds ke kasta tertinggi, setelah 16 tahun absen. Inilah kredit tersendiri, yang membuat eks pelatih Olympique Marseille layak masuk nominasi pelatih terbaik FIFA.

Terlepas dari pemberitaan masif media Inggris tentangnya, andai terpilih sebagai pelatih terbaik FIFA 2020, pelatih nyentrik ini tetap layak mendapatkannya. Karena, ia bisa meraih prestasi dari apa yang dibangunnya dalam kondisi tak ideal dan modal seadanya.

Inilah yang membuatnya spesial, karena proses dan hasil yang ditampilkan benar-benar diperhatikan secara seimbang. Setumpuk uang dan sekelompok pemain bintang memang bisa mendatangkan trofi, tapi sebuah transformasi nyata akan membuat sebuah tim terus meningkat.

Pertambahan usia seiring berjalannya waktu, akan membuat kebintangan seorang pemain meredup, tapi waktu akan membuat level sebuah transformasi semakin meningkat, tanpa takut dimakan pertambahan usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun