Reaksi positif. Itulah kesimpulan yang diperoleh, dari penampilan Timnas Argentina, saat mereka mengatasi tuan rumah Peru 2-0 di Lima, dalam laga lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL, Rabu (18/11).
Hasil ini merupakan peningkatan, setelah Lionel Messi dkk bermain imbang 1-1 saat menjamu Paraguay di pertandingan sebelumnya.
Jika melihat bagaimana alur bermain Tim Tango saat menghadapi Los Incas, ada peningkatan cukup signifikan, baik secara strategi maupun efektivitas.
Sebelumnya, strategi pelatih Lionel Scaloni terlalu berpusat pada Messi. Tapi, saat melawan La Blanquirroja, hal serupa tak terulang lagi.
Memang, sang kapten masih menginspirasi permainan tim, dan mampu membuat sejumlah peluang gol. Meski begitu, tak ada satupun yang berhasil menjebol gawang Peru.
Tapi, buntunya Si Kutu kali ini mampu diantisipasi sang pelatih dengan baik. Terbukti, ia mampu membuat lini tengah dan depan Albiceleste menjadi "mesin cadangan" tim.
Dari lini tengah, Giovani Lo Celso mampu berkontribusi dengan memberi assist kepada Nicolas Gonzalez, sama seperti saat menghadapi Paraguay. Tak ketinggalan, Leandro Paredes juga memberi assist kepada Lautaro Martinez.
Bisa dibilang, antisipasi taktik La Bicolor, yang coba berfokus meredam Messi, mampu diredam dengan baik. Alih-alih menjadi masalah buat Argentina, strategi ini justru memberikan ruang lebih bagi pemain lain untuk lebih berkembang dan bermain lepas.
Jadi, tak mengejutkan jika hasil positif diraih. Selain menjaga catatan belum pernah kalah di kualifikasi, hasil ini juga dapat menambah kepercayaan diri tim, karena mereka kini tahu apa yang harus dilakukan.
Jika strategi ini mampu dikembangkan Scaloni lebih jauh, agaknya jalan La Seleccion menuju Qatar takkan terlalu terjal atau berliku, seperti halnya Brasil yang sejauh ini masih belum terbendung, usai menang 2-0 di kandang Uruguay, Rabu (18/11).
Bagi Peru sendiri, ini adalah hasil negatif lainnya, yang memaksa mereka hanya meraih satu poin dari 4 pertandingan. Hal ini tentu jadi penurunan teramat tajam bagi tim asuhan Ricardo Gareca.
Maklum, di bawah komando pelatih asal Argentina ini, Si Putih Merah sebenarnya berkembang pesat. Setelah sebelumnya kerap jadi bulan-bulanan lawan, tim juara Copa America 1979 ini dibawanya lolos ke Piala Dunia 2018, atau yang pertama kali sejak 1982.
Meski akhirnya mentok di fase grup, Cristian Cueva dkk kembali mencatat prestasi, kala menjadi finalis Copa America 2019 di Brasil. Bisa dibilang, performa mereka belakangan ini cukup mengejutkan, setelah apa yang sebelumnya sudah mereka capai.
Tentunya, ini jadi lampu kuning, karena mereka harus segera berbenah. Khususnya, jika masih ingin ikut serta ke Qatar.
Â
Kualifikasi memang masih panjang, dan baru akan kembali bergulir pada bulan Maret 2021 mendatang. Semuanya masih bisa terjadi, karena persaingan di CONMEBOL cukup ketat.
Apalagi, setelah tim "anak bawang" Venezuela mampu mengalahkan Cile 2-1 di putaran kali ini. Tak ketinggalan, Bolivia pun akhirnya meraih poin perdana, setelah bermain imbang 2-2 di markas Paraguay.
Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan pacuan kualifikasi menuju Qatar dari Amerika Latin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H