Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Poin Hambar La Albiceleste

13 November 2020   13:11 Diperbarui: 13 November 2020   13:13 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hambar. Inilah satu kata yang merangkum hasil imbang antara tuan rumah Argentina melawan Paraguay, Jumat (13/11). Dalam laga kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL yang berlangsung di Stadion La Bombonera, kota Buenos Aires ini, kedua tim bermain imbang 1-1, setelah gol penalti Angel Romero di menit ke 21, mampu dibalas Argentina lewat Nicolas Gonzalez di menit ke 41.

Seperti biasa, Argentina tampil dengan mengandalkan Lionel Messi, dan tim asuhan Lionel Scaloni ini mampu mendominasi jalannya pertandingan. Apa boleh buat, pelatih Eduardo Berizzo (Argentina) di kubu Paraguay hanya bisa mengandalkan strategi serangan balik cepat.

Tapi situasi ini justru membuat La Albirroja (Si Putih-Merah) mampu mendapat gol lebih dulu, lewat tendangan penalti Romero. Penalti didapat, setelah Sergio Almiron dilanggar Martinez Quarta di kotak penalti.

Gol itu lalu melecut Argentina untuk menggempur lini pertahanan Paraguay. Hasilnya, Nicolas Gonzalez mampu mencetak gol setelah memanfaatkan umpan sepak pojok Giovani Lo Celso.

Tak cukup sampai disitu, Tim Tango lalu membuat Fabian Balbuena dkk sibuk bertahan. Ada sejumlah peluang bersih yang dibuat, termasuk gol Lionel Messi yang dianulir VAR.

Tapi, pertahanan solid negara tanpa pantai di Amerika Selatan ini tetap mampu membendung gelombang serangan Messi dkk. Satu poin pun bisa mereka bawa pulang.

Terlepas dari gol Messi yang dianulir, penampilan Argentina kali ini terasa hambar, khususnya setelah skor kembali imbang. Mereka memang membuat banyak peluang, tapi seperti biasa terlalu Messi-sentris, dan ini mampu diantisipasi Paraguay dengan baik.

Pelatih Lionel Scaloni memang sempat berupaya menambah daya dobrak tim, dengan memasukkan Angel Di Maria, tapi karena Paraguay sudah nyaman dengan formasi bertahan mereka, situasi tetap buntu sampai pertandingan berakhir.

Memang, ini menjadi penyakit lama Argentina, khususnya di generasi Lionel Messi. Jika Messi sedang tampil oke, semua baik-baik saja.

Sebaliknya, jika Si Kutu berhalangan tampil atau tidak maksimal, mereka seperti kehilangan akal. Saat melawan Paraguay, pemain kidal ini memang bermain penuh, meski sebelumnya disebut kurang fit.

Dengan usianya yang sudah menginjak 33 tahun, rasanya Argentina mulai perlu membagi peran Messi dengan pemain lain yang lebih muda seperti Paulo Dybala atau Lautaro Martinez.

Jadi, pemain nomor punggung 10 ini bisa fokus pada satu peran spesifik, entah sebagai seorang playmaker atau pencetak gol layaknya Cristiano Ronaldo di Timnas Portugal. Selain karena pertimbangan regenerasi, langkah ini juga akan dapat memperkaya dimensi permainan tim.

Ibarat sebuah mobil, mereka akan punya beberapa mesin. Jika satu mesin mogok, mobil itu masih bisa berjalan, karena ada mesin lain yang mengambil alih.

Perjalanan menuju Qatar memang masih panjang, masih ada ruang untuk berkembang. Tapi, dengan semakin bertambahnya usia sang kapten, Argentina perlu mulai berani melepas ketergantungan besar padanya, supaya saat waktunya tiba, mereka sudah siap, dan tetap kompetitif, karena punya penerus berkualitas sepadan.

Berani, Argentina?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun