Karena, tulisan tidak melihat tubuh, tapi menampilkan suara hati secara utuh lewat tulisan. Inilah yang membuat saya menikmati menulis sebagai satu hobi sekaligus kebutuhan. Ini terus meningkat dan berjalan begitu saja.
Jadi bukan kejutan kalau nanti ini akan naik tingkat, entah menjadi pekerjaan utama atau yang lainnya. Dari "kesenangan" menjadi sebuah "manfaat" atau yang lain, sepertinya menarik.
Tapi, setiap orang pasti punya cerita sendiri-sendiri yang sama-sama unik. Apa yang saya alami ini hanya satu dari sekian banyak cerita yang ada.
Saya sendiri mengakui, menulis sudah memberi saya nyali lebih untuk berpendapat. Apapun topiknya, selama saya bebas menjadi diri saya sendiri, rasanya sangat menyenangkan. Melegakan.
Pada awalnya, saya memang memulai perjalanan menulis di Kompasiana, dengan satu topik spesifik, yakni sepak bola. Tapi, pelan-pelan itu melebar ke berbagai topik, seperti humaniora, politik, fiksi, dan lain-lain.
Mungkin terdengar aneh, tidak konsisten, tapi seiring berjalannya waktu, saya sendiri akhirnya merasakan, menulis adalah ruang pemenuhan hasrat berekspresi paling keren, karena ia mengharuskan setiap orang menjadi dirinya sendiri secara bertanggung jawab.
Apapun topiknya, selama itu bisa memenuhi kebutuhan dasar untuk bebas berekspresi, seharusnya itu bukan masalah. Topik hanya satu alat bantu untuk memberikan spesifikasi.
Ide bisa datang dari mana saja, dan bisa diolah menjadi tulisan apa saja, tapi, apapun hasilnya, jangan lupa untuk bertanggung jawab, dan tetap jadi diri sendiri. Karena, kita adalah apa yang kita tulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H