Rumit, begitulah kira-kira gambaran umum dari musim kompetisi 2020/2021, khususnya di liga-liga Eropa. Ini merupakan efek samping dari imbas pandemi Corona yang membuat musim 2019/2020 sempat tertunda penyelesaiannya.
Maklum, ada kondisi tidak menentu yang sempat memicu ketidakpastian. Ada juga liga yang dinyatakan selesai lebih cepat, seperti Ligue 1 Prancis, atau dibatalkan seperti Eredivisie Belanda.
Akibatnya, fase persiapan pra-musim tiap klub jadi mepet. Tak ada tur lintas benua seperti biasanya, karena musim kompetisi baru sudah akan dimulai bulan September ini.
Dari segi jadwal pun ada sejumlah penyesuaian, karena pada periode ini akan bergulir juga Piala Eropa, dan kualifikasi Piala Dunia 2022. Jadi, bukan kejutan kalau musim kompetisi kali ini akan sangat padat.
Memang, sejumlah kebijakan khusus juga diterapkan di liga-liga domestik. Misalnya, Liga Prancis dan Inggris berencana akan "meliburkan" jadwal kompetisi Piala Liga.
Selain itu, Piala FA kali ini juga akan menghapus pertandingan "replay" jika pertandingan berakhir imbang di waktu normal.. Sebagai gantinya, akan langsung dilakukan babak perpanjangan waktu dan adu penalti.
Rasa pusing setiap klub juga akan bertambah, karena benua-benua lain, seperti Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Utara, juga akan menghelat kualifikasi Piala Dunia 2022.
Seperti diketahui, banyak pemain bintang berasal dari wilayah ini. Belum lagi jika para pemain ini juga ikut Copa America 2021, Piala Emas Concacaf, Piala Konfederasi, atau Piala Afrika.
Oke, untuk tiga turnamen pertama, masalahnya tak akan terlalu rumit, karena dihelat di musim panas. Tapi, untuk klub yang punya pemain kunci dari Afrika, mereka pasti akan pusing.
Sebabnya, Piala Afrika akan dihelat di awal tahun. Masa ini jelas merupakan periode sibuk, karena kompetisi di Eropa baru masuk pertengahan musim.
Berhubung start kompetisinya agak "ngaret" dari biasanya, tidak menutup kemungkinan, akan ada pemadatan jadwal kompetisi. Misalnya, dengan menghapus sementara periode jeda musim dingin, seperti yang sebelumnya dilakukan di Liga Inggris.
Kemungkinan ini cukup terbuka, karena Piala Eropa akan dihelat di bulan Juni-Juli. Jadi, kompetisi antarklub di Eropa dipastikan sudah harus selesai paling lambat bulan Mei.
Dengan asumsi keadaan dapat segera membaik tahun depan, ini menjadi satu kemungkinan paling logis. Supaya, penjadwalan di musim berikutnya bisa tetap menyesuaikan dengan perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Melihat situasinya, bukan hal mengejutkan, jika misalnya ada kebijakan pendukung lain, seperti penambahan jumlah pergantian pemain.
Maklum, padatnya jadwal kompetisi akan sangat membebani pemain. Risiko cedera pun makin tinggi, jadi perlu ada proteksi.
Mungkin, situasinya akan terlihat tak normal, terutama jika pertandingan masih berlangsung tanpa penonton. Tapi, semoga musim baru ini tetap layak dinikmati, terlepas dari segala kerumitan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H