Jadi, peran Maldini menjadi krusial, karena ia harus pintar-pintar mencari pemain sesuai kebutuhan dan bujet transfer tim. Jika sudah ditemukan pun, ia juga harus pintar bernegosiasi.
Sejauh ini, kinerja eks pemain Timnas Italia tergolong sukses, dengan transfer Tonali dan perpanjangan kontrak Ibra sebagai transfer kunci nan strategis.
Disebut demikian, karena Tonali akan bisa menambah kreativitas lini tengah tim asuhan Stefano Pioli. Di sisi lain, Zlatan akan mengemban peran ganda di tim, tepatnya di dalam dan luar lapangan.
Di dalam lapangan, Zlatan akan bertugas sebagai pemimpin tim, yang diharapkan mampu konsisten mencetak gol dan assist, baik sebagai target man, maupun finisher. Dengan pengalamannya, pemain berusia 38 tahun ini juga diharapkan bisa membantu perkembangan pemain muda di tim.
Di luar lapangan, pemain Swedia ini akan melanjutkan peran sebagai seorang "target man" atau "penangkal petir" Milan, khususnya dalam hal mengalihkan sorotan media. Hal ini dipandang penting, karena akan membuat tim lebih fokus pada performa di lapangan.
Kebetulan, pada periode restart Liga Italia musim lalu, kegemaran Ibracadabra berceloteh di media terbukti mampu membantu Milan. Mereka lebih fokus dan konsisten, karena semua mata tertuju pada eks pemain Barcelona.
Agaknya, strategi ini akan coba diterapkan lagi, sambil memoles bakat Tonali dan Brahim Diaz. Â Targetnya, peningkatan dibanding musim lalu di Liga Italia, alias lolos ke Liga Champions.
Tentunya, ini akan menarik disimak, karena meski saat ini sedang "low budget", Milan dan Maldini tak kehilangan akal. Selebihnya, untuk bisa kembali bersaing di papan atas, Milan hanya tinggal membuktikan, performa ciamik mereka di periode restart kompetisi musim lalu bukan kebetulan.
Mampukah Milan melakukannya?