Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saga Messi dan Urgensi Sebuah Regenerasi

28 Agustus 2020   23:04 Diperbarui: 28 Agustus 2020   23:10 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa pekan terakhir, Barcelona diguncang rencana kepergian Lionel Messi. Kapten tim Catalan ini ingin pergi, setelah pelatih Ronald Koeman berencana membatasi keistimewaan sang bintang di tim.

Seperti diketahui, selama beberapa tahun terakhir, status sang Argentino seperti tak tersentuh. Ia juga seperti menjadi "patron" tim, karena kadang ikut merekomendasikan pemain atau pelatih buat tim, seperti saat Barcelona merekrut pelatih Gerardo Martino (Argentina) musim 2013/2014.

Sebelum Koeman datang, kapten Timnas Argentina ini juga sempat merekomendasikan nama Marcelo Bielsa. Kebetulan, eks pelatih Timnas Argentina ini baru saja sukses mempromosikan Leeds United ke kasta tertinggi Liga Inggris, lewat gaya main agresif yang jadi ciri khasnya.

Jika melihat semua kontribusinya, Si Kutu memang layak mendapat previlese. Bagaimanapun, catatan 600 gol lebih dan deretan trofi yang ia persembahkan untuk Blaugrana memang tak bisa dibantah. Apalagi, dirinya adalah lulusan akademi La Masia.

Jadi, jika ia memutuskan ingin pergi, ini adalah pukulan keras terhadap identitas klub. Tak heran, suporter Barcelona sempat melakukan demo di depan Estadio Nou Camp, segera setelah berita ini merebak.

Tapi, apa yang bisa diharapkan Messi, jika klub tempatnya bernaung tak lagi nyaman seperti di rumah sendiri? Jelas, pergi menjadi pilihan paling masuk akal.

Opsinya pun menarik: bereuni dengan Pep Guardiola di Manchester City, membentuk duet maut bersama Cristiano Ronaldo di Juventus, menjadi ikon di Internazionale Milan, atau membentuk trio maut bersama Neymar dan Kylian Mbappe di PSG.

Dengan popularitas globalnya, Leo tentu akan disambut kemanapun ia pergi. Meski sudah berusia 33 tahun, kemampuan teknis dan popularitasnya tetap sulit ditampik klub manapun.

Jika ia pergi, ini memang menjadi satu kerugian besar, bukan saja buat Barca, tapi La Liga Spanyol secara umum. Bagaimanapun, pemain kidal ini adalah sosok ikonik yang sulit dicari bandingannya.

Tapi, jika melihat situasi klub, ini hanya manuver Messi untuk "memaksa" Josep Maria Bartomeu mundur dari jabatan presiden klub. Memang, di bawah komando pria berkacamata ini, manajemen Barca kerap melakukan transfer blunder dan tak punya kebijakan yang jelas.

Jadi, kegagalan Barca musim ini, dengan kekalahan 2-8 atas Bayern Munich di Liga Champions sebagai klimaksnya, hanyalah titik kulminasi dari semua kekacauan yang sudah ada sejak lama. Barca memang sempat memecat Ernesto Valverde, tapi menggantinya dengan pelatih sekelas Quique Setien jelas manuver panik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun