Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada Apa Denganmu, Barca?

15 Agustus 2020   13:02 Diperbarui: 15 Agustus 2020   12:54 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas adalah pertanyaan paling relevan, menyusul kekalahan Barcelona atas Bayern Munich, Sabtu, (15/8, dinihari WIB). Tak tanggung-tanggung, selain membuat Lionel Messi mati kutu, Die Roten menang dengan skor telak 8-2 dan lolos ke babak semifinal.

Apa yang ditampilkan Blaugrana di Lisbon, sebenarnya adalah representasi sederhana, dari kiprah mereka sepanjang musim ini. Jika ada satu kata yang bisa merangkumnya, maka "ambyar" adalah jawaban paling aktual.

Maklum, kekacauan seperti menjadi nama lain Los Cules musim ini. Gilanya, kekacauan itu datang dari dalam dan luar lapangan.

Di luar lapangan, Barca belakangan identik dengan transfer mahal tapi gagal. Ousmane Dembele rajin mampir ke ruang perawatan, selagi Coutinho dan Griezmann dianggap transfer gagal.

Entah disadari atau tidak, ini menunjukkan seberapa kacaunya manajemen El Barca pimpinan Josep Maria Bartomeu selaku presiden klub. Ironisnya, mereka masih saja membanggakan akademi La Masia, yang beberapa tahun terakhir terpinggirkan.

Melihat situasi ini, maka wajar jika Arthur Melo memutuskan tidak lagi bermain untuk The Catalans, segera setelah transfernya ke Juventus diresmikan. Meski kurang profesional, penolakan sang Brasileiro bisa dimengerti, sekaligus menunjukkan seberapa runyam keadaan internal di Camp Nou.

Masalah lain muncul, dari skandal Barcagate, yang membuat manajemen klub bergejolak. Ditambah lagi, sempat terjadi tarik ulur antara pemain dan manajemen klub, terkait penyesuaian gaji akibat imbas pandemi COVID-19.

Di dalam lapangan, kekacauan itu terlihat, dari performa tim yang berantakan. Laju inkonsisten di liga, tersingkir di Copa Del Rey, dan kalah di Piala Super Spanyol memaksa manajemen klub bergerak memecat pelatih Ernesto Valverde.

Tapi, langkah ini sebenarnya sudah terlambat, karena seharusnya sudah dilakukan sejak akhir musim 2018/2019. Kala itu, meski juara liga, Barca kalah dari Valencia di final Copa Del Rey, dan ter-comeback secara luar biasa oleh Liverpool di semifinal Liga Champions.

Akibatnya, Barca hanya memanen kekacauan yang mereka simpan sendiri. Konyolnya, mereka malah menunjuk Quique Setien (61), pelatih yang lebih akrab dengan tim gurem.

Manuver ini dilakukan manajemen Azulgrana, setelah Xavi Hernandez (Al-Sadd) dan Ronald Koeman (Timnas Belanda) kompak menolak. Umumnya, mereka enggan melatih klub di pertengahan musim.

Secara khusus, Koeman sendiri masih terikat komitmen dengan KNVB (PSSI-nya Belanda), menyusul penundaan kick-off Piala Eropa selama setahun. Seperti diketahui, menyusul imbas pandemi Corona, penyelenggaraan Piala Eropa diundur menjadi tahun 2021.

Hasilnya sudah bisa ditebak. Setien gagal memperbaiki keadaan, dan Barca gagal meraih trofi Liga Spanyol. Ditambah lagi, gejolak di ruang ganti kian tak terkendali.

Puncaknya, saat Barca dipermalukan Bayern dengan margin setengah lusin gol di Liga Champions. Mereka benar-benar dibuat tak berdaya oleh keganasan Bayern, yang seperti menunjukkan, Barca tak lagi sehebat yang mereka kira.

Dalam pertandingan ini, Lionel Messi cs bahkan terlihat bermain lebih buruk dari tim papan tengah Bundesliga Jerman. Mirisnya lagi, ini merupakan kekalahan terbesar tim raksasa Catalan sejak tahun 1946. Saat itu, klub rival bebuyutan Real Madrid kalah 0-8 dari Sevilla di ajang Copa Del Rey.

Tak cukup sampai di situ, Bayern juga menggarami luka El Barca lewat aksi Philippe Coutinho. Gelandang Brasil yang dipinjam Bayern dari Barcelona itu mampu mencetak dua gol dan satu assist ke gawang Barca, meski hanya tampil sebagai pemain pengganti di lima belas menit terakhir babak kedua.

Jelas, ini menunjukkan seberapa bobrok manajemen Barcelona, karena pemain yang dianggap gagal justru bisa berbalik menyakiti. Jika tak segera diperbaiki, bukan tak mungkin mereka akan memasuki periode suram dalam waktu dekat.

Jadi, kapan kau bangun tidur, Barca?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun