Secara khusus, Koeman sendiri masih terikat komitmen dengan KNVB (PSSI-nya Belanda), menyusul penundaan kick-off Piala Eropa selama setahun. Seperti diketahui, menyusul imbas pandemi Corona, penyelenggaraan Piala Eropa diundur menjadi tahun 2021.
Hasilnya sudah bisa ditebak. Setien gagal memperbaiki keadaan, dan Barca gagal meraih trofi Liga Spanyol. Ditambah lagi, gejolak di ruang ganti kian tak terkendali.
Puncaknya, saat Barca dipermalukan Bayern dengan margin setengah lusin gol di Liga Champions. Mereka benar-benar dibuat tak berdaya oleh keganasan Bayern, yang seperti menunjukkan, Barca tak lagi sehebat yang mereka kira.
Dalam pertandingan ini, Lionel Messi cs bahkan terlihat bermain lebih buruk dari tim papan tengah Bundesliga Jerman. Mirisnya lagi, ini merupakan kekalahan terbesar tim raksasa Catalan sejak tahun 1946. Saat itu, klub rival bebuyutan Real Madrid kalah 0-8 dari Sevilla di ajang Copa Del Rey.
Tak cukup sampai di situ, Bayern juga menggarami luka El Barca lewat aksi Philippe Coutinho. Gelandang Brasil yang dipinjam Bayern dari Barcelona itu mampu mencetak dua gol dan satu assist ke gawang Barca, meski hanya tampil sebagai pemain pengganti di lima belas menit terakhir babak kedua.
Jelas, ini menunjukkan seberapa bobrok manajemen Barcelona, karena pemain yang dianggap gagal justru bisa berbalik menyakiti. Jika tak segera diperbaiki, bukan tak mungkin mereka akan memasuki periode suram dalam waktu dekat.
Jadi, kapan kau bangun tidur, Barca?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H