Semasa bermain, Martino pernah dilatih Bielsa, saat dirinya berseragam Newell's Old Boys. Sebagai pelatih, ia juga sempat membawa klub masa kecil Lionel Messi ini ke babak semifinal Copa Libertadores 2013.
Sementara itu, Sampaoli (saat ini melatih Atletico Mineiro, klub Liga Brasil) sukses mengantar Timnas Chile juara Copa America 2015. Di ajang Piala Dunia, ia lolos ke babak perdelapan final Piala Dunia 2014 dan 2018, masing-masing bersama Chile dan Argentina.
Meski tak pernah dilatih Bielsa, Sampaoli merupakan "murid ideologis" Bielsa, karena kesamaan gaya bermain mereka.
Dalam dunia sepakbola modern yang serba menuntut prestasi dan trofi, Bielsa mungkin bukan sosok ideal. Ia tergolong naif, karena lebih mengutamakan filosofi bermain ketimbang hasil akhir. Boleh dibilang, Bielsa adalah pelatih ideal, buat tim yang ingin membangun sistem permainan dari nol, meski bukan pelatih jaminan trofi.
Tapi, pada saat bersamaan, ia menjadi sebuah anomali, karena gaya bermainnya yang cenderung "sembrono" justru menjadi warisan berharga bagi tim yang pernah dilatihnya, sekaligus inspirator bagi para pelatih era kekinian, termasuk Juergen Klopp dan Pep Guardiola.
Menariknya, Bielsa menjadi satu contoh aktual, tentang luasnya dimensi sepak bola. Sepak bola memang tak hanya bicara soal trofi juara, tapi proses panjang dan berbagai aspek rumit lainnya, termasuk sistem permainan.
Inilah yang membuat pelatih yang berkontribusi dalam menciptakan tren atau sistem permainan bisa dihargai sebaik pelatih langganan juara. Karena, proses dan hasil sejatinya adalah dua hal tak terpisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H