Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Memilah Informasi di Masa Pandemi

4 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:42 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa pandemi Corona seperti sekarang, segala informasi tentangnya menjadi satu hal penting. Beruntung, berkat kemajuan teknologi, informasi mudah didapat. Dalam waktu singkat, ada begitu banyak informasi tersedia di genggaman tangan, bahkan hanya dengan satu kali klik.

Paling tidak, ini menjadi satu kemudahan yang kita punya, di tengah masa sulit seperti sekarang. Tapi, bukan berarti masalah informasi langsung beres begitu saja. Mengapa?

Karena, banyaknya jumlah dan pilihan informasi yang tersedia masih harus dipilah. Mana yang valid dan tidak, dan mana yang layak dikonsumsi atau tidak. Selain itu, kita juga perlu mengatur, kapan harus "kepo" (ingin tahu) dan kapan harus cuek pada satu informasi.

Ini penting, karena dalam situasi serba tak pasti seperti sekarang, kewarasan dan kewaspadaan harus tetap dijaga. Karena, segala kemungkinan masih bisa terjadi, mulai dari yang terbaik sampai terburuk.

Jangan sampai kita jadi terlalu paranoid akibat terlalu banyak menerima informasi mentah-mentah. Jika terlalu paranoid, kita akan semakin kesulitan, karena keputusan yang diambil akan cenderung gegabah. Meski begitu, kita juga jangan sampai terlalu cuek, karena itu bisa menghilangkan kewaspadaan.

Jika informasi tersebut berupa saran dari orang lain, misalnya atasan di kantor, kita harus memastikan, apakah si pemberi saran ini memahami situasi secara menyeluruh atau tidak, termasuk apakah saran ini masuk akal dan bisa dilakukan atau tidak. Jika tidak, kita boleh mengabaikan.

Misalnya, jika kita disuruh pulang kampung, tapi semua keperluan dibayar sendiri. Tentu ini tidak memungkinkan. Kalaupun bisa pulang kampung, masih ada serangkaian proses karantina plus ketidakpastian yang sudah menanti.

Bukan berarti membangkang, ini adalah salah satu cara untuk "tetap waras dan waspada" dalam situasi sekarang. Memang, pasti akan ada saja pihak yang mau berbaik hati membantu, tapi mereka tak bisa selalu diandalkan. Mereka juga pasti sedang berjuang menghadapi kesulitannya sendiri.

Lagipula, kita tak hanya hidup di masa pandemi ini, tapi juga di masa-masa setelah pandemi ini usai. Jadi, penting untuk memastikan, kita tak kehabisan amunisi, baik saat masa pandemi Corona, maupun saat semua sudah kembali normal, supaya bisa membangun lagi dari awal.

Menariknya, beragam informasi tentang pandemi Corona, seolah mengajak kita untuk mulai belajar memilah informasi, dan mengatur sejauh mana batas aman kita, dalam mengkonsumsi informasi. Apalagi, banyak berita hoaks yang masih saja bebas berseliweran di dunia maya

Jika kita mampu menyadari secara utuh, semua akan baik-baik saja. Sebuah kesulitan atau masalah memang menyusahkan, tapi jika kita mampu menyadari dan menerapkan pelajaran positif yang diberikannya, ia adalah guru yang hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun