Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Metamorfosis Proyek "Los Galacticos" ala Real Madrid

5 April 2020   15:41 Diperbarui: 5 April 2020   18:41 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimana, seorang "Galactico" tak hanya terpaku pada "pemain jadi", tapi juga pemain muda berprospek cerah. Tak heran, di samping nama-nama beken macam Toni Kroos, Keylor Navas, James Rodriguez, Thibaut Courtois, dan Eden Hazard, terselip juga nama-nama pemain muda berbakat macam Vinicius, Rodrygo dan Reinier (Brasil) Marco Asensio dan Brahim Diaz (Spanyol) Federico Valverde (Uruguay), dan  Takefusa Kubo (Jepang).

Kombinasi antara transfer pemain muda berbakat plus pemain kelas dunia yang sudah jadi, menghasilkan satu kesimpulan, yang mungkin terdengar kurang mengenakkan buat Barcelonistas, terutama yang saat ini masih begitu memuja filosofi tiki-taka dan akademi La Masia.

Karena, di saat Barcelona masih saja sibuk bongkar-pasang pemain dalam beberapa tahun terakhir, El Real sudah mulai berpikir dan bergerak untuk membuat sebuah tim, yang meraih sukses dalam jangka panjang. Tapi, pada saat bersamaan, mereka tak lupa mendatangkan pemain kelas dunia yang sudah jadi, untuk memastikan popularitas dan kinerja bisnis klub tetap di atas.

Indikasi ini sedikit banyak terlihat, dari raihan trofi Liga Champions Real Madrid sejak 2015. Di saat Barcelona hanya bisa meraih trofi juara di level domestik, dan kerap kesulitan di Eropa, El Real sudah mampu meraih tiga gelar Liga Champions, yang diraih secara beruntun, plus meraih satu gelar La Liga musim 2016/2017 bersama Zinedine Zidane.

Boleh dibilang, Real Madrid kali ini memperhatikan aspek bisnis dan teknis secara seimbang. Meskipun, kebijakan "mengoleksi pemain muda berbakat" sebenarnya bukan hal baru, karena Chelsea sudah lebih dulu melakukannya sejak beberapa tahun silam. Chelsea sendiri memang dikenal punya jaringan pemandu bakat yang luas. Kelebihan inilah yang belakangan mulai ikut diberdayakan Si Putih.

Untuk saat ini, pendekatan El Real pada para pemain mudanya sudah mulai terlibat, misalnya dengan  memberi waktu bagi Martin Odegaard berkembang selama dipinjamkan ke klub lain. Hasilnya, pemain asal Norwegia ini mulai bersinar di Real Sociedad. Agaknya, Real Madrid sedikit banyak belajar dari pengalaman Chelsea, yang belakangan mendapati, pemain macam Mohamed Salah, Romelu Lukaku, dan Kevin De Bruyne bersinar terang di klub lain.

Jika kebijakan ini konsisten dijalankan Perez, bukan tak mungkin Real Madrid akan segera konsisten memanen prestasi, bahkan awet mendominasi. 

Penyebabnya, tentu bukan hanya karena kebiasaan mendatangkan pemain mahal kelas dunia, tapi juga karena kemampuan mereka dalam mencari dan mengasah kemampuan pemain muda berbakat, menjadi bintang kelas dunia, untuk disatukan menjadi sebuah tim yang tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun