Praktis, kekhawatiran tersisa tinggal soal kebugaran pemain, dan kualitas persiapan bertanding tim. Khususnya, saat kompetisi kembali bergulir, setelah libur darurat ini selesai. karena mereka kebanyakan tidak berlatih seperti biasa, saat kompetisi diliburkan. Begitupun dengan para pemain atau tim pelatih, yang sebelumnya sempat dirawat karena terjangkit virus Corona 19.
Tapi, jika ternyata "libur darurat" terpaksa diperpanjang, maka ini akan menjadi "musim tanpa juara" di Eropa, karena kompetisi tak terselesaikan. Kalaupun ada juara, ia adalah virus Corona 19, bukan tim manapun.
Tanda tanya besar juga meliputi turnamen Piala Eropa 2020, yang sedianya akan digelar musim panas mendatang. Akibat merebaknya virus Corona 19, muncul wacana penundaan kick off turnamen selama setahun ke depan, atau paling cepat akhir tahun 2020.
Untuk saat ini, wacana tersebut adalah satu solusi logis, mengingat gawatnya kondisi saat ini. Apalagi, babak kualifikasi Piala Eropa 2020 memang sudah selesai. Masalahnya, pada akhir tahun 2022, akan dihelat Piala Dunia di Qatar.
Mengingat belum berjalannya Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, para pemain bisa dipastikan akan terforsir, karena harus melakoni jadwal bertanding sangat padat. UEFA pun akan pusing, karena harus mengatur jadwal, di tengah padatnya kompetisi antarklub, dan penyesuaian kompetisi setelah wabah virus Corona 19 reda.
Terlepas dari berbagai kebingungan, dan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, semoga ini tidak menjadi satu "musim tanpa tim juara". Supaya, tetap ada secercah harapan positif, yang bisa tersimbolkan lewat sepak bola, terkait upaya mengatasi wabah virus Corona 19.
