Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Rencana Rotasi Jurgen Klopp

28 Januari 2020   21:00 Diperbarui: 29 Januari 2020   14:01 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Goal.com/Getty Images

Jelang laga tunda Liga Inggris antara tuan rumah West Ham United versus Liverpool, Kamis, (30/1, dinihari WIB), ada satu topik yang belakangan ramai diperbincangkan. Menariknya, topik ini sama sekali tak berhubungan dengan pertandingan kali ini.

Ya, bukan soal laju impresif Mohamed Salah dkk, bukan pula soal absensi Sadio Mane yang cedera otot, apalagi soal prediksi pertandingan. Topik yang menjadi sumber perbincangan itu adalah soal rencana rotasi Juergen Klopp, dalam laga ulangan Piala FA melawan Shrewsbury Town (Tim kontestan League One, kompetisi kasta ketiga Liga Inggris), 5 Februari 2020, (dinihari WIB) mendatang

Duel ini akan dihelat di Stadion Anfield, dan tim pemenang akan bersua Chelsea di babak berikutnya. Sebagai informasi, Liverpool dipaksa melakoni laga ulangan, setelah bermain imbang 2-2 di markas Shrewsbury Town. Dalam laga ini, Juergen Klopp menurunkan pemain-pemain pelapis macam Adrian, Curtis Jones, dan Divock Origi.

Di sini, Klopp hanya menampilkan Joel Matip dan Fabinho yang tergolong "pemain kunci", untuk membantu keduanya terbiasa kembali bermain penuh. Maklum, mereka sama-sama belum lama pulih dari cedera. Dengan komposisi dan performa tim cukup alakadarnya, plus penampilan ngotot tim tuan rumah, wajar jika hasil imbang 2-2 didapat.

Kehebohan soal rencana rotasi Klopp di laga ulangan itu sendiri muncul, setelah Klopp berencana menurunkan tim muda (U-23) Liverpool arahan Neil Critchley, sembari mengistirahatkan seluruh personel tim utama.

Maklum, laga ulangan ini akan dihelat di periode "winter break" kompetisi liga, yang sedianya akan berlangsung selama kurang lebih dua pekan, antara 2-15 Februari 2020. Penerapan "winter break" ini menjadi yang pertama kali di Liga Inggris.

Sebelumnya, kebijakan rotasi serupa pernah diterapkan Klopp bulan Desember 2019 silam. Kala itu, Si Merah harus bertanding di ajang Piala Dunia Antarklub dan perempat final Piala Liga dalam waktu hampir bersamaan. Klopp memilih memainkan pemain inti di Piala Dunia Antarklub, dan memainkan tim U-23 di Piala Liga Inggris.

Hasilnya, Liverpool meraih trofi Piala Dunia Antarklub 2019, meski harus angkat koper di Piala Liga, setelah "Tim B" mereka dilipat Aston Villa dengan skor telak 5-0. Kala itu, kebijakan rotasi Klopp disetujui FA, karena jadwal pertandingan Liverpool memang begitu padat, dan duel melawan Aston Villa sulit dijadwal ulang.

Tapi saat Klopp berencana menurunkan "Tim B" di laga ulangan melawan Shrewsbury Town, banyak yang menilai, Klopp kurang menghormati kompetisi Piala FA dan tim lawan. Padahal, tak ada yang salah dengan rencana itu. Mengapa?

Dari segi perencanaan, rencana rotasi Klopp ini menunjukkan dua hal, yang menggambarkan bagaimana rencana Klopp secara umum buat Liverpool. Apa saja?

Pertama, Klopp jelas merencanakan periode "winter break" ini, untuk mengistirahatkan sejenak tim utama. Maklum, jadwal bertanding Virgil Van Dijk dkk belakangan begitu padat. Meski begitu, "masa istirahat" ini biasanya diisi Klopp dengan mengadakan program pemusatan latihan.

Ini merupakan kebiasaan Klopp sejak masih membesut Borussia Dortmund. Tujuannya, agar tim semakin kompak menghadapi sisa musim kompetisi, dengan fokus tetap terjaga, dan memperbaiki performa tim secara umum, khususnya pada aspek yang dinilai sebagai "kelemahan utama" tim.

Pada musim ini, rencana "mengistirahatkan sejenak tim utama" menjadi sebuah urgensi, karena Jordan Henderson cs sedang melaju kencang di liga domestik, dan masih bersaing di Eropa, sebagai tim juara bertahan Liga Champions.

Di liga, Liverpool berpeluang "buka puasa" gelar setelah 30 tahun, sementara di Eropa mereka ingin coba mengulang kesuksesan musim lalu dan "menapak tilas" cerita sukses musim 2004/2005 kala Steven Gerrard cs berjaya di Istanbul (Turki). Kebetulan, final Liga Champions musim ini akan dihelat di kota Istanbul.

Jadi, penting untuk memastikan Liverpool tak kehabisan bensin sebelum waktunya, khususnya di fase krusial. Apalagi, sejauh ini, kebanyakan pemain utama Liverpool sudah tampil di sejumlah laga di berbagai ajang. Mereka praktis hanya "diistirahatkan" jika sedang cedera atau terkena sanksi akumulasi kartu.

Kedua, Klopp ingin memberi kesempatan, khususnya kepada para pemain muda atau cadangan di klub, untuk dapat lebih berkembang lewat pertandingan kompetitif. Dengan harapan, mereka bisa menjadi pemain kunci tim utama di masa depan, seperti Trent Alexander-Arnold, bek kanan andalan Klopp yang notabene jebolan akademi Liverpool.

Dari sini, Klopp ingin mengasah kemampuan pemain muda Liverpool, supaya gap kualitas antara pemain muda atau cadangan dengan pemain senior tak berbeda jauh. Dari sinilah, tim bisa semakin kompetitif.

Kebijakan ini sejalan dengan kebiasaan Klopp memberdayakan potensi pemain muda didikan akademi klub. Seperti diketahui, sebelum mengorbitkan Trent Alexander-Arnold di Liverpool, Klopp juga pernah sukses mengorbitkan pemain macam Mario Gotze dan Marcel Schmelzer dari akademi Dortmund, begitu juga dengan Neven Subotic, eks tandem sehati Mats Hummels di Dortmund, yang merasakan debut bermain di tim senior, saat Klopp masih membesut Mainz.

Untuk musim ini, Klopp biasa memainkan para pemain muda di ajang Piala Liga dan Piala FA. Hasilnya, muncul nama Curtis Jones (18), gelandang remaja yang mulai mencuri perhatian, berkat gol Indah ke gawang Everton di ajang Piala FA beberapa waktu lalu.

Tentunya, ini menjadi satu sinyal positif, karena setelah Jamie Carragher pensiun (2013), dan hengkangnya Steven Gerrard (2015), akademi Liverpool baru bisa menyumbang seorang Trent Alexander-Arnold di starting eleven tim. Jika Klopp tetap konsisten, bukan tak mungkin Jones akan mengikuti jejak Trent, begitu juga dengan pemain-pemain akademi Liverpool lainnya di masa depan.

Menariknya, meski terlihat tak biasa, rencana rotasi Klopp kali ini menunjukkan, ia dan Liverpool mempunyai rencana sangat jelas, dengan mencoba fokus pada apa yang bisa diraih saat ini, tanpa lupa membangun potensi pemain muda, yang bisa diandalkan Liverpool di masa depan. Sesuatu yang sebenarnya normal, tapi mulai langka, terutama di masa semua dituntut serba "sangat cepat" seperti sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun