Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tahun Bersejarah Si Merah

22 Desember 2019   10:26 Diperbarui: 22 Desember 2019   10:51 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uniknya, meski datang sebagai favorit juara, kedua kemenangan Liverpool sama-sama diraih dengan susah payah. Di semifinal, Liverpool harus menunggu sampai injury time babak kedua, untuk bisa menaklukkan perlawanan sengit Monterrey. Di final, Liverpool dipaksa bermain sampai babak perpanjangan waktu, sebelum akhirnya meraih trofi.

Tentunya, ini menunjukkan seberapa tangguh mental bertanding Liverpool. Di turnamen ini, mereka mampu menghadapi Monterrey yang bermain agresif, dan Flamengo yang bermain defensif sekaligus "tricky", tanpa kehilangan fokus dan ketenangan. Mereka tahu kapan harus bertahan, dan kapan harus memberi pukulan balik mematikan. Sungguh dewasa.

Menariknya, apa yang dicapai Liverpool tahun ini menciptakan sebuah anomali, karena Klopp memulai kisah suksesnya di Anfield, dengan meraih meraih trofi-trofi "internasional" lebih dulu, ketimbang trofi domestik. Boleh dibilang, raihan trofi juara Liga Champions musim lalu menjadi katalisator "panen trofi" Liverpool bersama Klopp, sekaligus buah dari apa yang selama ini sudah dibangun Klopp sejak mulai bertugas sebagai pelatih Liverpool.

Fenomena ini menjadi anomali, karena di saat tim-tim macam PSG (Prancis), Manchester City dan Chelsea (Inggris), Juventus (Italia), bahkan Manchester United di masa lalu, menjadikan trofi liga dan "cup competition" domestik sebagai fondasi era kesuksesan, sekaligus batu loncatan menuju titik puncak bernama trofi Liga Champions, Liverpool dan Klopp justru menjadikan raihan trofi Liga Champions sebagai fondasi era sukses mereka.

Praktis, dengan apa yang sudah diraih tahun ini, Liverpool hanya perlu menjaga rasa "lapar gelar" mereka, untuk bisa meraih trofi juara lainnya, termasuk Liga Inggris yang begitu didambakan. Karena, mereka sudah tahu, bagaimana cara meraih trofi juara, dan bertarung di bawah tekanan.

Gelar juara Piala Dunia Antarklub memang sudah diraih, dan layak untuk dirayakan sejenak. Tapi, Liverpool tak boleh larut dalam euforia kemenangan, karena periode sibuk sudah menanti di depan mata.

Selamat Reds!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun