Kejutan. Itulah satu kata yang kiranya dapat mendeskripsikan bagaimana pendapat saya, atas peresmian transfer Takumi Minamino dari Red Bull Salzburg (Austria) ke Liverpool, Kamis, (19/12). Pemain Timnas Jepang berusia 24 tahun ini diboyong dengan ongkos transfer 7,25 juta pounds, dan diikat kontrak selama 4,5 tahun.
Jika melihat prosesnya, transfer Minamino ke Liverpool tergolong cepat, bahkan cenderung senyap. Maklum, tak ada berita ataupun rumor transfer apapun yang beredar. Semua berita baru mulai muncul saat transfer sudah di ujung hidung, sebelum akhirnya benar-benar resmi.
Terkait transfer Minamino ke Liverpool, ini adalah satu manuver cerdas dari Juergen Klopp dan manajemen klub. Di sini, mereka dengan cerdik memanfaatkan sorotan publik yang terpusat pada Erling Braut Haaland, penyerang berbakat asal Norwegia milik Red Bull Salzburg, yang notabene rekan setim Minamino.
Performa moncer Haaland membuat Minamino agak luput dari sorotan. Padahal, Minamino punya peran tak kalah penting sebagai pemain kunci di lini tengah, yang bertugas memastikan pasokan bola matang ke lini depan tetap lancar. Inilah salah satu faktor kunci kesuburan Haaland yang agak terlupakan.
Poin inilah yang menjadi pertimbangan utama manajemen Liverpool, untuk langsung bergegas. Lebih lanjut, mereka juga langsung menanyakan status dan klausul transfer Minamino ke RB Salzburg. Alhasil, tanpa proses negosiasi berlarut-larut, Minamino langsung diboyong ke Anfield.
Jika melihat harga transfer dan profil sang pemain, ini adalah satu antitesis dari tren transfer pemain di liga Eropa era kekinian. Seperti diketahui, standar harga transfer pemain akhir-akhir ini cenderung tinggi. Bahkan, angka banderol harganya kadang terlalu mahal dibanding kualitas aktual sang pemain.
Tapi, dengan harga transfernya yang "hanya" 7,25 juta pounds, dan statusnya sebagai pemain kunci Timnas Jepang, Liverpool sudah mendapatkan manfaat ganda. Apa saja?
Pertama, secara teknis Minamino menjadi solusi bagi lini tengah Liverpool, khususnya dalam memperkaya opsi dan dimensi kreativitas tim. Dengan kreativitas dan etos kerja yang dimilikinya, Minamino bisa membuat Klopp leluasa merotasi lini tengah tim saat dibutuhkan.
Hal ini krusial, karena jadwal bertanding Liverpool musim ini cukup padat. Banyak pemain, termasuk di lini tengah akan tumbang jika tak ada rotasi, atau tambahan pemain baru.
Jadi, transfer Minamino merupakan upaya Klopp dan The Kop, untuk memastikan lini tengah Liverpool tak kehabisan bensin di sisa musim ini. Boleh dibilang, ini melanjutkan penerapan kebijakan "belanja pemain sesuai kebutuhan", yang menjadi ciri khas Liverpool di bawah komando Klopp.
Dari gaya bermainnya, Minamino takkan mengalami kendala berarti untuk menyatu dengan tim. Karena, ia memang tipe pemain yang sesuai dengan gaya bermain ala Klopp; pekerja keras, mau bekerja untuk tim, dan bisa bermain di sejumlah posisi di lini tengah.
Ditambah lagi, Klopp juga pernah punya pengalaman sukses dengan pemain asal Jepang, saat mengasuh Shinji Kagawa di Borussia Dortmund. Jadi, takkan mengejutkan jika nantinya Minamino akan menjadi cerita sukses Klopp lainnya bersama pemain asal Jepang.
Kedua, secara nonteknis, tepatnya secara komersial, transfer Minamino adalah sebuah "jackpot" buat Liverpool. Karena, lewat Minamino, Liverpool bisa memperluas jangkauan pasar di Asia. Seperti diketahui, benua Asia dinilai sebagai area pasar potensial untuk klub-klub top Eropa.
Jadi, jika sebuah klub top Eropa punya pemain asal Asia, keberadaan si pemain akan menguntungkan. Apalagi, jika si pemain punya kualitas mumpuni. Tapi, untuk bisa menilai, apakah Minamino akan sukses di Anfield, hanya waktu yang bisa menjawab.
Selamat datang di Anfield, Minamino!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H