Judul di atas adalah kesimpulan sederhana dari suguhan drama musikal bertajuk "Plastic Fantastic", Minggu, (3/3), di ruang teater Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta. Memang, ini bukan pertama kalinya saya menonton drama musikal. Tapi, drama musikal kali ini terasa spesial buat saya.
Secara pribadi, ini adalah drama musikal yang proses persiapannya saya lihat langsung, walau hanya sekilas. Ya, sebulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 3 Februari 2019, saya berkesempatan mengunjungi sanggar teater Gigi Art of Dance, yang didirikan oleh seniman kontemporer Gianti Giadi di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan ini, saya diajak untuk ikut melihat langsung persiapan salah satu rangkaian kegiatan kampanye "Rethink" yang digagas Evoware, perusahaan tempat saya bekerja, dengan berkolaborasi bersama sejumlah pihak.
Kebetulan, sebelum pementasan drama musikal ini, saya juga ikut diajak mengikuti acara event "Rethink" yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat saya bekerja, di FLIX Cinema, Pantai Indah Kapuk (PIK) Avenue, 21 Februari 2019 silam. Cerita singkat tentang kegiatan ini sendiri saya tuangkan ke dalam tulisan di Kompasiana dengan judul "Rasa Berbeda di Hari Kerja", yang saya publish di Kompasiana pada tanggal 21 Februari 2019 silam.
Kembali ke drama musikal yang saya tonton ini, secara jujur saya harus mengakui, drama musikal ini membuat saya tergoda untuk menceritakannya ke dalam tulisan, karena sejak tahap persiapannya, drama yang melibatkan 400 orang pemain dari berbagai usia ini membuat saya terkesan. Mereka mempersiapkan segalanya dengan totalitas penuh, bahkan hingga ke detail terkecil.
Tak heran, penampilan istimewa tersaji di hari pementasan. Totalitas yang mereka tampilkan sejak tahap persiapan membuat energi dan pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.
Drama musikal yang secara garis besar menceritakan tentang bahaya penggunaan sampah plastik bagi lingkungan (dalam jangka panjang) beserta alternatif solusinya ini mampu menjadi media penyampaian pesan yang kreatif sekaligus menghibur, lengkap dengan energi positif yang ditampilkan di atas panggung. Ini setidaknya terlihat dari sambutan meriah dan gelak tawa penonton yang sesekali muncul.
Gaya penyampaian yang ringan tapi penuh energi membuat hari Minggu saya kali ini terasa menyenangkan, ada rasa berbeda dari  biasanya, tentunya dalam konteks positif. Bagaimanapun, menonton drama musikal seperti ini jauh lebih baik daripada bermalas-malasan di kost, tanpa tahu harus berbuat apa seperti layang-layang putus.
Menariknya, drama musikal "Plastic Fantastic" ini membuktikan, sesuatu yang terlihat rumit dan berat akan menjadi begitu simpel, dan menyenangkan untuk dicerna, jika dapat disampaikan secara kreatif dan ringan. Apapun media penyampaian yang dipakai, selama pesan positif yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik, tentu akan dapat memberikan dampak positif, cepat atau lambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H