Judul di atas mungkin adalah komentar teguran bernada jenaka, yang coba ditampilkan Thomas Tuchel (pelatih PSG) kepada Ole Gunnar Solskjaer (pelatih Manchester United, selanjutnya disebut Gunarso) saat keduanya saling berhadapan di Stadion Old Trafford, Rabu, (13/2, dinihari WIB). Meski terlihat jenaka seperti celotehan warganet kita, apa yang ditampilkan PSG di atas lapangan membuktikan, mereka memang tim yang tak bisa dianggap enteng.
Memang, sebenarnya sektor serangan PSG tak menampilkan kekuatan penuh, bahkan cenderung seadanya. Karena, dari trisula lini depan Kylian Mbappe-Neymar-Edinson Cavani, hanya Mbappe  yang bisa dimainkan. Karena, Neymar dan Cavani sama-sama sedang absen karena cedera. Alhasil posisi mereka digantikan oleh Angel Di Maria dan Julian Draxler.
Awalnya, banyak yang memprediksi, absennya dua bintang Latino ini, kesulitan United dan Gunarso akan banyak berkurang. Bahkan, muncul pertanyaan, "bisa apa PSG kalau trisula andalannya tinggal satu?". Ya, mungkin ini akan menjadi satu pertandingan yang menyenangkan. Apalagi, Paul Pogba dkk sedang mencatat performa bagus bersama Gunarso di kompetisi domestik.
Tapi, ternyata kenyataan berkata lain. Secara cerdik, Thomas Tuchel membuat formasi defensif yang ampuh dalam hal menyerang balik. Agaknya, Tuchel menyadari, timnya harus bermain kompak sebagai sebuah tim, untuk mengakali absennya Neymar dan Cavani. Apalagi, United dikenal punya energi ekstra, setiap kali bermain di kandang sendiri.
Di kubu tuan rumah, Gunarso seperti biasa menerapkan gaya main menyerang, dengan mengandalkan Pogba sebagai jenderal lapangan tengah. Memang, United beberapa kali bisa mengancam gawang PSG. Tapi, ketangguhan Gianluigi Buffon di bawah mistar, dan kecakapan Thiago Silva dalam mengomandoi lini belakang membuat upaya Setan Merah sia-sia.
Malah, di babak kedua, mereka harus rela kebobolan dua gol lewat aksi Presnel Kimpembe dan Kylian Mbappe, yang sama-sama memanfaatkan umpan Angel Di Maria. Dua gol PSG ini membuktikan, sistem permainan menyerang Gunarso di United sebenarnya rawan ditembus, jika tim lawan punya kemampuan menyerang balik yang baik.
Tak cukup sampai disitu, dalam laga ini, Tuchel berhasil mematikan motor serangan United dalam diri Paul Pogba. Secara khusus, ia menugaskan Marquinhos sebagai "pengawal" Si Gurita. Alhasil, Pogba pun tak berkutik, bahkan ia dikartu merah wasit di masa injury time. Alhasil, PSG pun menang 2-0, dan membuat Gunarso mengalami kekalahan pertamanya sebagai pelatih sementara United.
Ini memang baru leg pertama, peluang lolos ke babak perempatfinal masih ada sedikit, tapi, dengan pasti absennya Paul Pogba di Paris, sudah seharusnya United mulai mengalihkan perhatian ke kompetisi domestik. Bagi manajemen United, kekalahan ini bisa menjadi bahan pertimbangan, apakah mereka akan tetap ingin mempermanenkan Gunarso atau tidak. Karena, kualitas permainan United di pertandingan ini memang tak sesuai standar permainan tim yang pernah juara Liga Champions.
Liga Champions memang tak semudah itu, Gunarso!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H