Secara permainan, sistem gegenpressing ala Jurgen Klopp, mampu meredam daya serang mematikan milik PSG. Terbukti, Neymar yang biasanya penuh kejutan hanya mampu membuat sedikit peluang berbahaya.Â
Tapi, permainan intensitas tinggi Liverpool masih menampilkan satu kelemahan lama, yakni kerap lengah di menit-menit akhir tiap babak. Terbukti, gol-gol PSG di laga ini semuanya tercipta di menit akhir tiap babak.
Untunglah, strategi kejutan Klopp, dengan memainkan Sturridge sebagai starter dan memasukkan Firmino di babak kedua, terbukti jitu. Dengan keduanya sama-sama mencetak gol ke gawang PSG.
Secara pribadi, sebagai seorang Kopites, selain merasa senang dengan atmosfer pertandingan ini. Saya juga merasa lega. Karena, dalam laga ini, Liverpool sudah melupakan kekalahan tragis di final Liga Champions musim lalu.Â
Tentunya, ini menjadi satu modal positif buat Liverpool, dalam menjalani pertandingan-pertandingan berikutnya. Meski begitu, mereka tak boleh terlalu larut dalam kegembiraan, karena ini baru awal perjuangan mereka di Eropa.
Tetap fokus, Reds!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H