Jelang dimulainya Asian Games 2018, ada satu kabar, yang bisa jadi akan membuat event pesta olahraga Asia ini tampak lebih menarik, khususnya di cabor sepak bola. Kabar itu adalah, bergabungnya Son Heung Min ke dalam kontingen timnas U-23 Korea Selatan (Korsel). Dengan ini, Son resmi menjadi satu dari tiga pemain senior timnas Korsel di ajang Asian Games 2018, bersama penyerang Hwang Ui Jo, dan kiper Jo Hyeon Woo.
Masuknya Son Heung Min dan Jo Hyeon Woo, tentunya menjadi satu tambahan kekuatan tersendiri bagi Tim Ksatria Taeguk. Karena, keduanya sama-sama tampil cukup baik di Piala Dunia 2018 lalu. Meski Korsel saat itu tersingkir di fase grup, mereka mampu membuat kejutan, dengan mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0 di partai terakhir.
Secara umum, Son Heung Min sukses mencetak 2 dari total 3 gol yang dicetak Korsel di Rusia. Sementara itu, Jo Hyeon Woo mampu membuat sejumlah penyelamatan krusial, meski harus kebobolan tiga gol.
Tapi, jika dilihat dari prosesnya masuknya Son ke timnas U-23 Korsel tergolong berliku. Karena, ada proses tarik ulur cukup lama, antara KFA (PSSI-nya Korsel) dengan Tottenham Hotspur, klub Son saat ini. Tarik ulur ini tak lepas dari tenaga Son, yang kebetulan sama-sama dibutuhkan di klub maupun timnas negaranya saat ini.
Bagi Spurs, tenaga Son dibutuhkan, jelang laga perdana EPL musim 2018/2019 kontra Newcastle United. Dengan masih belum bugarnya Harry Kane, Son menjadi satu opsi tersisa di lini depan Spurs.
Seperti diketahui, Harry Kane mendapat jatah libur tambahan, setelah membawa Inggris ke semifinal Piala Dunia 2018. Situasi serupa, antara lain juga terjadi pada Jan Vertonghen, Toby Alderweireld, dan Mousa Dembele (Belgia), Hugo Lloris (Prancis), Kieran Trippier, Danny Rose dan Dele Alli (Inggris).
Boleh dibilang, Spurs akan memulai kompetisi dengan kekuatan relatif seadanya. Maka, wajar jika mereka ingin menahan Son. Lagipula, Asian Games tidak termasuk dalam kalender FIFA. Jadi, Spurs berhak untuk tak melepas Son ke timnas negaranya.
Tapi, KFA ternyata punya kartu truf, yang akhirnya mampu membuat Spurs luluh. Kartu truf itu adalah aturan wajib militer, yang harus dijalani  warga Korsel (pria usia 20 tahun ke atas dengan kondisi fisik sehat) tanpa kecuali. Kebetulan, Son sendiri punya kewajiban menjalani wajib militer pada tahun 2020 mendatang, saat usianya 27 tahun. Kewajiban ini bisa tidak perlu dijalankan, jika Son mampu meraih medali emas di Asian Games 2018.
Alternatif lainnya, seorang pesepakbola asal Korsel minimal harus meraih medali perunggu di ajang Olimpiade, Juara Piala Asia, atau menjadi semifinalis Piala Dunia. Jika mampu meraihnya, maka seluruh personel tim akan bebas dari wajib militer, karena sudah memberikan prestasi bagus buat negara. Sebelumnya, kasus ini pernah terjadi pada Piala Dunia 2002, saat Park Ji-Sung cs mencapai babak semifinal. Setelahnya, ada timnas Korsel generasi Ki Sung Yueng (kini di Newcastle United), yang meraih medali perunggu di ajang Olimpiade 2012.
Melihat waktunya, ajang Asian Games menjadi opsi paling ideal. Bagi Spurs, akan menjadi satu kerugian, jika mereka harus kehilangan Son akibat wajib militer. Karena, selain diandalkan secara teknis di lapangan, Son adalah ikon andalan Spurs untuk pasar Asia. Jadi, apa boleh buat, kali ini Son harus dilepas. Dengan harapan, Son mampu meraih medali emas di Asian Games, sekembalinya ia ke Inggris.
Sebagai gantinya, Son boleh tidak tampil membela timnas, saat jeda internasional bulan November dan Januari mendatang. Selain itu, Son boleh diizinkan bermain melawan Newcastle United, (11/8), sebelum bergabung ke timnas dua hari berselang.
Drama tarik ulur antara KFA Vs Spurs, terkait Son Heung Min, menjadi contoh terkini, dari fenomena "Club Versus Country", yang sudah terjadi sejak lama di sepak bola. Untunglah, dalam kasus kali ini, tercapai sebuah kompromi antar kedua belah pihak.
Menariknya, ini akan menjadi satu tekanan tersendiri buat Son, untuk mampu tampil maksimal di Asian Games 2018. Bisa jadi ini adalah kesempatan terakhir buatnya, untuk lolos dari wajib militer dengan cara relatif lebih mudah. Karena, setelah Asian Games 2018, opsi tersisa tinggal Piala Asia 2019, yang terakhir kali dimenangkan timnas Korsel tahun 1960.
Menarik ditunggu, bagaimana kiprah Son dan timnas Korsel di Asian Games 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H