Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia dalam "Disruption Era"

13 Juli 2018   00:30 Diperbarui: 13 Juli 2018   20:53 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejutan di Rusia berlanjut, dengan tumbangnya Brasil, sang juara dunia lima kali di perempatfinal, disusul lolosnya Kroasia ke final untuk pertama kali sepanjang sejarah, usai membekuk Inggris di semifinal. Di final, Kroasia akan menghadapi Prancis, salah satu tim unggulan turnamen, yang sejauh ini masih selamat dari terpaan gelombang kejutan di Rusia.

Sumber: Goal.com
Sumber: Goal.com
Gelombang kejutan di Piala Dunia kali ini, menampilkan secara nyata, bahwa "Disruption Era" juga sedang melanda sepak bola, khususnya di level antarnegara. Karena, Piala Dunia 2018, benar-benar sukses memutarbalikkan banyak prediksi jelang turnamen. Tim unggulan jadi bulan-bulanan tim nonunggulan. Padahal, hal sebaliknya lah yang biasanya terjadi. Para pengamat dan analis sepak bola handal pun jadi terlihat seperti anak ingusan.

Selain itu, Piala Dunia kali ini, sukses merusak tradisi bagus tim-tim jagoan lama. Italia harus absen, untuk pertama kali sejak Piala Dunia 1958, dan Jerman harus angkat koper di fase grup, untuk pertama kalinya dalam sejarah partisipasi mereka di Piala Dunia. 

Catatan minor ini menjadi sebuah kejutan negatif, untuk ukuran tim yang sama-sama berstatus "juara dunia empat kali". Dengan pengalaman panjang yang mereka punya, seharusnya prestasi minor ini tak mereka dapat. Karena, mereka sudah cukup sering tampil di Piala Dunia.

Di luar keduanya, ada tim-tim wakil Amerika Selatan, yang dimotori trio jagoan klasik Brasil-Argentina-Uruguay, yang gagal memenuhi ekspektasi. Malah, mereka terlihat kesulitan bersaing di Rusia. Karena, mereka datang ke Rusia, dengan membawa masalah masing-masing. Argentina terlalu mengandalkan pemain-pemain seniornya (terutama Lionel Messi), Brasil terlalu Neymar-sentris, dan Uruguay terlalu bergantung pada duet Suarez-Cavani.

Meski punya pemain andalan, ketiganya gagal melaju jauh. Karena, pemain andalan mereka berbalik menjadi senjata makan tuan, saat dimatikan lawan, atau berhalangan tampil. Padahal, tim-tim Amerika Selatan, adalah lawan tradisional tim Eropa di Piala Dunia. Akibatnya, Piala Dunia 2018 menyajikan "all European semifinal" dan "all European final".

Fenomena tak biasa ini menunjukkan, Jerman, Italia, dan trio Amerika Selatan, sama-sama terbuai dengan tradisi bagus mereka di Piala Dunia. Di saat tim-tim lain sibuk berbenah, mereka justru masih tetap mengandalkan pola permainan klasik, yang sebenarnya sudah usang dan jadi rahasia umum. Inilah yang membuat mereka tersapu gelombang kejutan di Piala Dunia 2018

Di sinilah kita bisa melihat bersama, sepak bola dewasa ini sedang mengalami "Disruption Era", dimana tim-tim unggulan tradisional mulai bisa dikejar oleh tim nonunggulan. Tak heran, kita mendapati kejutan terus bermunculan. 

Gambaran akan "Disruption Era" ini akan sempurna, jika Kroasia akhirnya keluar sebagai juara, seperti kejutan yang sebelumnya dibuat Portugal saat menjuarai Euro 2016, setelah mengalahkan tuan rumah Prancis di final. Inilah satu modal psikologis yang bisa dimanfaatkan Kroasia, untuk menghadapi Prancis, yang dimotori duo gesit Antoine Griezmann-Kylian Mbappe di Moskwa.

Jika Luka Modric cs mampu berjaya di Rusia, maka kita akan melihat lebih jelas, inilah masa "Disruption Era" di sepak bola. Bagi para pecinta kemapanan (tim unggulan tradisional dan para fansnya), ini mungkin terdengar seperti sebuah omong kosong. 

Tapi, gelombang perubahan dalam "Disruption Era" di berbagai bidang, terbukti sudah banyak menenggelamkan mereka yang sebenarnya sudah mapan, tapi terbuai oleh kemapanan itu, seperti yang dialami Nokia dan Yahoo, dua perusahaan raksasa pada eranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun